Pengaruh Penambahan Tepung Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Non Fermentasi Dan Terfermentasi Pada Pakan Terhadap Performa Ayam Pedaging
Main Authors: | Roziqin, Muhammad Choirur, Prof. Dr. Ir. M. Halim Natsir,, S.Pt., MP.,IPM., ASEAN Eng.) |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/188263/1/Muhammad%20Choirur%20Roziqin.pdf http://repository.ub.ac.id/188263/ |
Daftar Isi:
- Ayam pedaging memberikan sumbangan besar terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia. Feed additive berfungsi sebagai pemicu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan pada ayam, antara lain antibiotik dan hormon. Penggunaan feed additive komersial selain harganya mahal juga kurang terjamin aspek keamananya karena adanya residu bahan kimia dalam pakan. Produk Feed additive alami yang berasal dari jamur atau tanaman herbal telah digunakan sebagai aditif dan suplemen pakan ayam. Salah satu Jamur yang berpotensi di Indonesia adalah jamur tiram (Plerotus ostreatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi penggunaan tepung jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dalam bentuk non fermentasi dan terfermentasi dengan berbagai level yang berbeda terhadap performa ayam pedaging. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan pemeliharaan dari tanggal 9 Oktober – 13 November 2020 di Laboratorium Lapang Sumbersekar Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya di Jalan Raya Apel No. 142 Dusun Semanding Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Produksi aditif berupa tepung jamur tiram dan jamur tiram terfermentasi dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Materi penelitian adalah DOC ayam pedaging sebanyak 192 ekor strain Cobb CP 707 produksi PT. Charoen Pokphand Jaya Farm tanpa dibedakan jenis kelaminnya yang dipelihara selama 35 hari, pakan komersil BR 1 dari PT. Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. untuk periode starter (umur 1 – 21 hari) dan BR 2 CP 512BG dari PT. Charoen Pokphand Indonesia, Tbk. untuk periode finisher. Pakan dan air minum diberikan secara ad libitum. Metodei penelitian menggunakan metode percobaan pola tersarang pada Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan, yaitu tepung jamur tiram non fermentasi dan terfermentasi dengan level pemberian yaitu 0% (L0); 0,4% (L1); dan 0,8% (L2) dan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Pertambahan Bobot Badan (PBB), konsumsi pakan (KP), Feed Consumtion Rate (FCR), dan Income Over Feed Cost (IOFC). Data dianalisis statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan apabila diperoleh hasil yang berpengaruh terhadap perlakuan maka dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan`s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan tidak memberikan pengaruh (p>0,05) terhadap PBB, FCR dan IOFC sedangkan perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap KP. Hasil rata-rata pada pakan bentuk fermentas (F2) adalah 2.050,17 g/ekor ± 118,50 pada PBB, 3.496,74 g ± 100,72 pada KP, 1,66 ± 0,09 pada FCR dan Rp 9.940,86 ± 1813,67 pada IOFC. Hasil perlakuan level tersarang pada pakan dalam bentuk tepung jamur tiram (Pleorotus ostreatus) non fermentasi dan terfermentasi tidak memberikan pengaruh (p>0,05) terhadap PBB, FCR dan IOFC namun memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap KP. Hasil optimal pada PBB adalah pada level 0,4% (L1) 2.152,83 g/ekor ± 159,78 untuk bentuk non-fermentasi dan level 0,8% (L2) 2.177,66 g/ekor ± 120,26 untuk bentuk fermentasi. Konsumsi pakan paling optimal pada level 0,8% (L2) 3.731,89 g/ekor ± 32,05 untuk bentuk non-fermentasi dan bentuk fermentasi pada level 0,8% (L2) 3.595,89 g/ekor ± 61,16. Hasil FCR optimal pada level 0,4% (L1) 1,69 ± 0,09 untuk non-fermentasi dan level 0,4% (L1) 1,63 ± 0,07 untuk fermentasi. Sedangkan pada IOFC pemberian pada level 0,4% (L1) Rp 9743,72 ± 2296,20 pada bentuk non-fermentasi dan pada level 0,4% (L1) Rp 10442,03 ± 1376,13 pada bentuk fermentasi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan tepung jamur tiram (Pleurotus ostreatus) bentuk fermentasi pada pakan menunjukkan hasil yang lebih baik terhadap konsumsi pakan ayam pedaging dibanding dengan yang non fermentasi. Level penambahan dalam bentuk tepung jamur tiram (Pleurotus ostreatus) fermentasi dengan level 0,4% menunjukkan hasil yang lebih unggul pada ayam pedaging ditinjau secara keseluruhan.