Pengaruh Jenis Media Tanam Dan Prekuensi Penyiraman Terhadap Kandungan Nutrisi Dan Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Fodder Jagung Hidroponik

Main Authors: Dzahabi, Nezard Ahmad, Dr. Ir. Marjuki,, M.Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/188167/1/Nezard%20Ahmad%20Dzahabi.pdf
http://repository.ub.ac.id/188167/
Daftar Isi:
  • Ternak ruminansia merupakan ternak yang banyak dipelihara oleh masyarakat Indonesia , setiap hari ternak tersebut membutuhkan pakan hijauan. Indonesia merupakan negara yang sangat luas dan memiliki lahan pertanian yang sangat luas, tetapi lahan yang luas tersebut sebagian besar digunakan untuk bercocok tanam tanaman pokok, sedangkan lahan kosong mulai digunakan sebagai bangunan seperti perumahan, pertokoan dan lain-lain. Dilain Selain Indonesia terletak pada iklim tropis yang memiliki 2 musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada musim penghujan hijauan pakan ternak akan melimpah tetapi sangat sedikit pada saat musim kemarau. Diharapkan penelitian fodder jagung hidroponik ini dapat bermanfaat bagi peternak untuk mencukupi kebutuhan hijauan pakan, dengan kondisi lahan yang semakin sempit. Penelitian analisis kandungan nutrisi ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang pada bulan Desember 2019 – Februari 2020. Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan frekuensi penyiraman terhadap nilai nutrisi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada fodder jagung hidroponik. Materi yang digunakan adalah biji jagung sebanyak 240 gram untuk setiap perlakuan, media tanam (serbuk batu bata dan pasir). Metode yang digunakan adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang dengan 2 faktor. Faktor 1 adalah menggunakan media tanam yang berbeda yaitu air (A0), media serbuk batu bata dan air (A1) dan media pasir dan air (A2). Faktor 2 adalah frekuensi penyiraman yang tersarang pada faktor 1, terdiri dari 1 hari sekali penyiraman (B1), 2 hari sekali penyiraman (B2) dan 3 hari sekali penyiraman (B3). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan media tanam dan frekuensi penyiraman berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BK, BO dan SK pada bagian biji fodder jagung hidroponik. Rata-rata nilai tertinggi bahan kering bagian biji pada media tanam air (A0) 23,37%, bahan organic pada media tanam air (A0) 93,58%, serat kasar pada media tanam serbuk batu bata (A1) 9,36%. Sedangkan pada perlakuan frekuensi penyiraman nilai bahan kering rata-rata tertinggi terdapat pada frekuensi penyiraman 3 hari sekali (B3) yaitu A0B3 : 27,77%, A1B3 : 20,15%, A2B3 : 22,00%. Kandungan bahan organik tertinggi terdapat pada frekuensi penyiraman 3 hari sekali (B3), yaitu A0B3 : 95,51%, A1B3 : 93,48%, A2B3 : 93,21%. Nilai serat kasar tertinggi terdapat pada frekuensi penyiraman 1 hari sekali (B1) yaitu A0B1 : 11,36%, A1B1 : 11,93%, A2B1 : 11,52%. Hasil penelitian pada bagian tanaman fodder jagung hidroponik menunjukan bahwa perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kandungan bahan kering pada bagian tanaman fodder jagung hidroponik. Rata-rata nilai tertinggi bahan kering bagian tanaman air (A0) 10,99%. Sedangkan perlakuan media tanam menunjukan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan orgnaik dan serat kasar. Nilai rata-rata tertinggi bahan organic terdapat pada media tanam serbuk batu bata + air (A1) yaitu 93,45%, serat kasar terdapat pada media tanam serbuk batu bata + air (A1) yaitu 18,85%. Perlakuan frekuensi penyiraman menunjukan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan BK, BO dan SK. Nilai rata-rata tertinggi bahan kering terdapat pada perlakuan frekuensi penyiraman 3 hari sekali (B3) yaitu (A0B3) 13,02%, (A1B3) 11,31%, (A2B3) 11,85%. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi pada bahan organic terdapat pada frekuensi penyiraman 1 hari sekali (B1) yaitu A0B1 : 93,57%, A1B1 : 93,85%, A2B1 : 93,16%. Nilai rata-rata serat kasar tertinggi terdapat pada frekuensi penyiraman 1 hari sekali (B1) yaitu A0B1 : 18,96%, A1B1 : 20,07%, A2B1 : 19,25%. Hasil penelitian menunjukan penggunaan media tanam yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai kecernaan bahan kering fodder jagung hidroponik, nilai kecernaan bahan kering berdasar nilai tertinggi terdapat pada media tanam air (A0 : 67,14%). Pada perlakuan frekuensi penyiraman yang tersarang pada media tanam memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering pada fodder jagung hidroponik. Nilai tertinggi terdapat pada frekuensi penyiraman 3 hari sekali, berikut adalah nilai kecernaan pada frekuensi penyiraman 3 hari sekali, penyiraman 3 hari sekali dengan media tanam air (A0B3 : 69,43%), frekuensi penyiraman 3 hari sekali dengan media tanam serbuk batu bata + air (A1B3 : 64,18%), frekuensi penyiraman 3 hari sekali dengan media tanam pasir + air (A3B3 : 64,32%). Kecernaan bahan organik fodder jagung dengan media tanam yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01). Kecernaan bahan organic tertinggi pada fodder jagung terdapat pada media tanam air (A0) yaitu 72,04%. Sedangkan diketahui juga pemberian perlakuan frekuensi penyiraman yang berbeda berengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan organik pada fodder jagung hidroponik. Kecernaan bahan organik tertinggi didapatkan pada frekuensi penyiraman 3 hari sekali. Nilai kecernaan bahan organik pada fodder jagung sebagai berikut : penyiraman 3 hari sekali media air (A0B3) : 74,61%, penyiraman 3 hari sekali media serbuk batu bata + air (A1B3) : 65,56%, penyiraman 3 hari sekali media pasir + air (A2B3) : 65,83%. Berdasarkan penelitian yang telah diaksanakan dapat disimpulkan bahwa perlakuan frekuensi penyiraman dan jenis media tanam yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kualitas nutrisi pada bagian biji dan tanaman fodder jagung hidroponik, selain itu perlakuan media jenis tanam dan frekuensi penyiraman yang berbeda berpengaruh terhadap nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik fodder jagung hidropo