Pengaruh Komposisi Rumput Laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum dalam Pembuatan Sabun Padat Transparan terhadap Kualitas Fisikokimia dan Penerimaan Konsumen

Main Author: Kristanti, Giovani Anggasta
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/186273/1/Giovani%20Anggasta%20Kristanti.pdf
http://repository.ub.ac.id/186273/
Daftar Isi:
  • Sabun dihasilkan dari reaksi kimia antara kalium atau natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun antibakteri yang beredar dipasaran kebanyakan masih mengandung bahan sintetik seperti Sodium Lauryl Sulfate (SLS), dan triclosan yang memiliki efek negatif terhadap kulit manusia. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan sebagai sabun yaitu rumput laut. Rumput laut memiliki kandungan karaginan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri, seperti kosmetik dan farmasi. Rumput laut kering diolah menjadi pasta dengan proses perendaman menggunakan aquades dan diblender sampai halus. Pasta rumput laut dicampur dengan bahan baku pembuatan sabun dengan komposisi 100% cottonii, 75% cottonii : 25% spinosum, 50% cottonii : 50% spinosum, 25% cottonii : 75% spinosum, dan 100% spinosum. Sehingga tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas sabun rumput laut terhadap Standar Nasional Indonsesia (SNI 3532 : 2016) berdasarkan pada perbandingan komposisi jenis rumput laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum, menganalisa perlakuan terbaik, dan mengetahui penerimaan konsumen terhadap sabun padat transparan rumput laut Eucheuma cottonii dan Eucheuma spinosum. Pembuatan sabun padat transparan rumput laut ini bertujuan sebagai antibakteri terhadap kulit dan memiliki karakteristik fisikokimia yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sabun yang dihasilkan akan dilakukan pengujian yaitu kadar air, derajat keasaman (pH), asam lemak bebas, stabilitas busa, kuat tekan dan organoleptik. Penelitian ini disusun dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 1 faktor, yaitu perbandingan komposisi rumput laut. Untuk mendapatkan perlakuan terbaik dilakukan uji perlakuan terbaik menggunakan metode De Garmo. Nilai kadar air pada sabun padat transparan dengan komposisi 100% cottonii, 75% cottonii : 25% spinosum, 50% cottonii : 50% spinosum, 25% cottonii : 75% spinosum, dan 100% spinosum berturut-turut adalah 16,7%, 15,24%, 11,5%, 10,86%, dan 10,23%. Nilai pH yang didapatkan sebesar 9,73, 9,86, 9,73, 9,76, dan 9,86. Nilai asam lemak bebas (FFA) yang ddapatkan sebesar 1,95%, 1,88%, 1,71%, 1,35%, dan 1,55%. Nilai kuat tekan yang didapatkan sebesar 0,016 N/mm2, 0,021 N/mm2, 0,023 N/mm2, 0,026 N/mm2, dan 0,029 N/mm2. Nilai stabilitas busa yang didapatkan sebesar 73,19%, 72,29%, 70,02%, 69,98% dan 68,57%. Uji organoleptik yang dilakukan meliputi warna, tekstur, dan aroma yang viii mendapatkan nilai sebesar 4,56, 4,84, 4,52, 4,76 dan 4,60 pada organoleptik warna, 4,40, 4,64, 4,56, 4,76 dan 5 pada organoleptik tekstur dan 4,24, 4,60, 4,76, 4,60 dan 4,36 pada organoleptik aroma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi rumput laut memengaruhi kualitas sabun yaitu kadar air, pH, asam lemak bebas (FFA), dan kuat tekan. Semakin banyak komposisi rumput laut Eucheuma spinosum maka kadar air dan asam lemak bebas (FFA) semakin turun, sedangkan kuat tekan semakin meningkat. Perlakuan terbaik didapatkan dengan komposisi rumput laut 25% Eucheuma cottonii : 75% Eucheuma spinosum dengan kadar air sebesar 10,86%, pH sebesar 9,76, FFA sebesar 1,35%, kuat tekan sebesar 0,026 N/mm2, dan stabilitas busa sebesar 69,98%. Sabun padat transparan rumput laut yang dapat diterima masyarakat yaitu dengan komposisi 75% Eucheuma cottonii : 25% Eucheuma spinosum yang mengarah ke netral mendekati agak suka.