Pengaruh pH Awal Dan Lama Fermentasi Kitin Oleh Bacillus subtillis Terhadap Kadar Glukosamin

Main Author: Jayanti, Rizka Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/183/1/Rizka%20Dwi%20Jayanti.pdf
http://repository.ub.ac.id/183/
Daftar Isi:
  • Udang memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan menjadi komoditas unggulan. Udang ini diekspor dalam keadaan beku. Dari proses pembekuan ini dapat dihasilkan limbah berupa kulit dan kepala yang kurang dimanfaatkan (Arif et al., 2013). Menurut Purwanti dan Yusuf (2013), kullit udang merupakan limbah hasil perikanan yang besarnya mencapai 50-60% dari berat utuh dengan kandungan kitin sebesar 20-30%. Kitin adalah suatu polisakarida, polimer linier yang tersusun oleh monomernya β-1,4-N-asetil glukosamin (Herdyastuti, 2009). Kitin dapat didegradasi menjadi monomernya yaitu N-asetilglukosamina (GlcNAc). Kitin membutuhkan enzim kitinase untuk mengkatalisis pemecahan senyawa polimer kitin pada ikatan β-1,4-glikosida. Prosedur pembuatan glukosamin meliputi dua tahap utama yaitu pembuatan kitin dan fermentasi kitin menjadi glukosamin. Tahapan pembuatan kitin meliputi pembuatan serbuk cangkang udang, tahap demineralisasi dengan menggunakan larutan HCl 1,5 M selama 4 jam pada suhu 70-80 ̊C selama 4 jam dan tahap deproteinasi dengan menggunakan larutan NaOH 3,5% dengan suhu 65-70 ̊C selama 4 jam. Kemudian dilakukan pengujian karakteristik kitin yang dihasilkan meliputi kadar air, kadar protein, kadar abu, dan derajat deasetilasi. Tahap fermentasi glukosamin menjadi kitin dilakukan dengan metode fermentasi semi padat dengan substrat kitin yang telah ditambahkan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri. Kemudian dilakukan pengujian kadar D-Glucosamine dan N-Acethyl-D-Glucosamine menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Kemudian data yang didapat dianalisis menggunakan software Response Surface Method (RSM) untuk mendapatkan titik optimasi produksi D-Glucosamine dan N-Acethyl-D-Glucosamine. Berdasarkan penelitian tentang pengaruh pH awal dan lama fermentasi oleh Bacillus subtilis terhadap kadar glukosamin didapatkan kesimpulan bahwa pH awal dan lama fermentasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhapat D-Glucosamine dan N-Acethyl-D-Glucosamine. Karena belum mencapai titik optimum sehingga dilakukan rata-rata tiap interaksi faktor. Dari hasil nilai rata-rata interaksi faktor didapatkan nilai kadar D-glukosamin tertinggi sebesar 18,10 g/L dengan perlakuan pH awal 6,3 dan lama fermentasi 5 hari dan nilai kadar D-glukosamin terendah pada pH 7,3 dengan lama fermentasi 11 hari yaitu sebesar 12,93 g/L. Sedangkan nilai N-asetil-D-glukosamin tertinggi sebesar 75,30 g/L dengan perlakuan pH awal 7,3 dan lama fermentasi 11 hari dan untuk kadar N-asetil-D-glukosamin terendah pada perlakuan pH 8,71 dan 8,3 dengan lama fermentasi masing-masing 8 hari dan 5 hari yaitu sebesar 21,95 g/L.