Pengaruh Penambahan Jus Lidah Buaya (Aloe Vera) Terhadap Nilai Ph, Kadar Protein, Sineresis Kefir Susu Kambing Dan Aktivitas Antimikroba Pada Mikroba E.Coli

Main Author: Trisna, Kurnia Abimanyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/182345/
Daftar Isi:
  • Kefir merupakan produk susu fermentasi dapat dibuat dari bahan baku susu kambing dengan penambahan grain kefir yang terdiri dari bakteri asam laktat dan khamir Selama proses pembuatan kefir akan terjadi perubahan komposisi zat gizi dan unsur-unsur yang lain. Kefir berperan sebagai probiotik yang dapat menekan pertumbuhan bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan, disamping itu juga bermanfaat bagi kesehatan karena kefir diduga dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah serta meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL). Lidah buaya mengandung komponen seperti acetylated mannans, polymannans, anthraquinone C-glycosides, anthrones, anthraquinones dan berbagai jenis lektin. Lidah buaya ini memiliki banyak manfaat antara lain adalah anti inflamasi, anti jamur, anti bakteri dan membantu proses regenerasi sel. Pengembangan produk olahan susu kambing menjadi kefir sebagai keanekaragaman produk olahan yang lebih berkualitas. Perpaduan antara kefir dan lidah buaya diharapkan dapat dijadikan sebagai nilai tambah dan meningkatkan nilai fungsional produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi penambahan jus lidah buaya yang tepat pada kefir susu kambing. Penelitian dilaksanakan pada 11 November hingga 11 Desember 2019 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang untuk pembuatan produk, pengujian nilai pH, kadar protein, sineresis dan aktivitas antimikiroba kefir susu kambing dengan penambahan jus lidah buaya. Materi penelitian yang digunakan adalah kefir yang dibuat dari susu kambing, bibit kefir (grain kefir) dan jus lidah buaya. Metode penelitian ini menggunakan metode percobaan laboratorium dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan, terdiri dari perlakuan : tanpa penambahan jus lidah buaya (P0), penambahan 1% jus lidah buaya (P1), penambahan 3% jus lidah buaya (P2), penambahan 5% jus lidah buaya (P3) dan penambahan 7% jus lidah buaya (P4). Variabel yang diuji meliputi nilai pH, kadar protein, sineresis dan aktivitas antimikroba. Data dianalisis menggunakan analysis of varians (ANOVA) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Apabila terdapat perbedaan pengaruh maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan jus lidah buaya tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai pH, kadar protein dan sineresis sedangkan pada aktivitas antimikroba berpengaruh nyata (P<0,05). Rata-rata nilai pH 3,4 ± 0-3,53 ± 0,115, kadar protein 17,92% ± 2,994-21,53% ± 1,132, sineresis 45,26% ± 2,595 – 42,84% ± 2,288 dan aktivitas antimikroba 14,97mm ± 3,212-20,60mm ± 2,872. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa persentase penambahan jus lidah buaya pada kefir susu kambing sebanyak 3% (P2) mendapatkan hasil terbaik dengan rataan nilai pH 3,47, kadar protein 20,67%, sineresis 45,18% dan aktivitas antimikroba 20,59 mm. Saran dari penelitian ini adalah dalam pembuatan kefir susu kambing dengan penambahan jus lidah buaya sebanyak 3% serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai lama fermentasi dan penyimpanan kefir susu kambing.