Strategi Pengembangan Usaha Produksi Kopi Bubuk “Tri Tunggal” (Studi Kasus Kelompok Tani Kopi Makmur Abadi – Kabupaten Banyuwangi)

Main Author: Rachmawati, Rizky Amelia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/180228/1/Rizky%20Amelia%20Rachmawati.%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/180228/
Daftar Isi:
  • Kopi Bubuk Tri Tunggal merupakan produk olahan dari Kelompok Tani Makmur Abadi (KTKMA). KTKMA memproduksi kopi bubuk menggunakan kombinasi jagung dan kopi hal ini tidak sebanding dengan kopi bubuk di pasaran seperti Kopi Kapal Api yang menggunakan 100% kopi. Industri kopi bubuk di Indonesia saat ini sudah semakin berkembang, hal ini menuntut KTKMA untuk memiliki strategi pengembangan usaha agar memiliki produk kopi bubuk yang berdaya saing. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas strategi pengembangan usaha KTKMA menggunakan pendekatan SWOT dan Quantitative Strategic Planing Matrix (QSPM). Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa faktor internal yang paling berpengaruh dari segi kekuatan yaitu kedekatan dengan lokasi bahan baku dengan nilai 0,306, dari segi kelemahan yaitu tingkat pendidikan tenaga kerja yang tergolong rendah dengan nilai 0,230. Faktor eksternal yang paling berpengaruh dari segi peluang adalah potensi bahan baku lokal tinggi dengan nilai 0,387, dari segi ancaman yaitu pesaing subtitusi dengan nilai 0,255. Hasil perhitungan SWOT didapatkan nilai IFE 2,842 dan nilai EFE 3,156 yang artinya KTKMA berada pada kuadran II, dimana strategi yang perlu dilakukan yaitu grow and build strategy. Terdapat delapan alternatif strategi yang terbentuk dari matriks SWOT yaitu Peningkatan produktivitas bahan baku kopi sehingga dapat memperluas target pasar (ST1), mempertahankan harga produk untuk meningkatkan kepuasan konsumen (ST2), melakukan riset pasar dan promosi pada pelanggan (ST3), meningkatkan pengetahuan mengenai teknologi dengan mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah (ST4), perencanaan untuk mengantisipasi perubahan harga pada bahan (ST5), mempertahankan tenaga kerja lokal untuk menekan biaya (ST6), memperbaiki desain kemasan serta menambah variasi produk (ST7), mengikuti kegiatan expo atau event-event dengan menonjolkan ciri khas produk (ST8). Prioritas strategi pengembangan KTKMA adalah ST2, ST1, dan ST3