Pemilihan Lokasi Bermukim Sesuai Tingkat Keterjangkauan Masyarakat Berpenghasilan Rendah Kawasan Sempadan Sungai Dan Rel (Studi Kasus: Kecamatan Klojen Kota Malang)
Main Author: | Arditama, Bimar Jalu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/178051/1/BIMAR%20JALU%20ARDITAMA%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/178051/ |
Daftar Isi:
- Kasus defisit penyediaan rumah sebagian besar terjadi karena rendahnya daya jangkau masyarakat terhadap pengadaan/ pembelian rumah. Sedangkan rendahnya daya jangkau masyarakat diakibatkan karena rata- rata penghasilan yang sangat rendah, khususnya dialami oleh kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Seiring dengan berkembangnya Kota Malang secara pesat, khususnya di pusat yaitu Kecamatan Klojen menyebabkan harga lahan semakin tinggi dan tak terkendali, sehingga tidak bisa dijangkau oleh semua kelompok masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keterjangkauan MBR yang ada di kawasan sempadan sungai dan kawasan sempadan rel kereta api Kecamatan Klojen Kota Malang menggunakan perhitungan residual income, repayment affordability, dan income affordability. Tujuan selanjutnya adalah mengidentifikasi lahan potensial untuk bermukim bagi MBR dilihat dari rencana pola ruang perumahan dan tingkat keterjangkauan MBR. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis crosstab, analisis keterjangkauan perumahan, analisis AHP, analisis Indek Sentralitas Marshall, analisis overlay dan analisis skoring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterjangkauan MBR didominasi dengan kategori tidak mampu untuk keterjangkauan cicilan dan sangat terjangkau untuk keterjangkauan pendapatan. BWP Malang Tenggara merupakan tujuan yang paling tepat untuk dijadikan pemilihan lokasi bermukim bagi MBR, karena memiliki ketersediaan lahan yang sangat potensial paling luas. Batasan minimal biaya yang dibutuhkan untuk membangun rumah tapak dengan tipe 36 satu lantai dengan harga lahan Rp 60.000,- per m2, dibutuhkan biaya sebesar Rp88.840.000,-. Sehingga MBR yang masuk dalam kategori mampu mencicil 20 tahun dan 15 tahun untuk keterjangkauan cicilan dan sangat terjangkau untuk keterjangkauan pendapatan yang mampu untuk membeli rumah di lahan yang sangat potensial untuk bermukim bagi MBR