Kadar Antioksidan, Vitamin E dan Total Fenol pada Sediaan Facial Toner dari By Product Keju (Whey) dengan Lama Pemeraman yang Berbeda
Main Author: | Komariyah, Mifrotul |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175948/ |
Daftar Isi:
- Masyarakat di era sekarang memiliki kecenderungan untuk memilih makanan yang bernutrisi tinggi salah satunya adalah keju. Keju merupakan salah satu bahan pangan populer yang banyak dikonsumsi karena banyak mengandung nilai gizi serta bermanfaat bagi tubuh dan biasanya digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan. Industri pengolahan keju menghasilkan hasil samping berupa whey sekitar 83% dari volume susu yang digunakan. Di Indonesia, whey masih jarang dimanfaatkan karena industri pengolahan keju masih fokus pada produk utamanya yaitu keju. Pemanfaatan whey sebagai produk olahan pangan maupun non pangan hanya sekitar 10% dan sisanya dibuang ke lingkungan. Pemanfaatan whey yang belum optimal menjadi alasan digunakannya whey sebagai media untuk menghasilkan asam laktat melalui proses fermentasi, dikarenakan whey masih mengandung 5% laktosa, 1% protein, 0,4% lemak dan beberapa mineral yang dibutuhkan bakteri untuk menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri selama proses fermentasi merupakan bahan pelembab dan exfoliating. Antioksidan merupakan senyawa yang memiliki kemampuan mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi lipid. Antioksidan alami seperti senyawa fenolik mampu menghambat oksidasi lipid, mencegah kerusakan dan perubahan komponen organik dalam makanan sehingga dapat memperpanjang umur simpan. Antioksidan dari komponen fenol dan flavonoid bekerja dengan cara mereduksi radikal bebas tergantung pada jumlah gugus hidroksi pada struktur molekulernya. Vitamin E merupakan antioksidan lipida yang ampuh sistem biologis dengan kemampuan untuk langsung memadamkan radikal bebas dan berfungsi sebagai zat penstabil membrane. Whey mengandung laktoferin yang merupakan sumber antioksidan, vitamin C dan vitamin E. Bahan dengan kandungan antioksidan berperan dalam menangkal radikal bebas sehingga dapat membantu pencegahan melanin dan mencegah terjadinya stress oksidatif sebagai pemicu peradangan pada kulit. Berdasarkan paparan diatas, whey berpotensi untuk diolah kembali melalui proses fermentasi dengan menggunakan bakteri starter Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus menjadi produk sediaan facial toner yang digunakan untuk perawatan kulit wajah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh lama pemeraman terhadap kadar antioksidan, vitamin E dan total senyawa fenol pada sediaan facial toner dan untuk mengetahui lama pemeraman terbaik untuk meningkatkan kadar antioksidan, vitamin E dan total senyawa fenol pada sediaan facial toner. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 20 Oktober 2018 sampai 08 Maret 2019 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Uji kadar antioksidan, vitamin E dan total senyawa fenol dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Materi penelitian ini menggunakan whey dari hasil samping pengolahan keju mozzarella. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan lama pemeraman yang berbeda. Perlakuan yang digunakan yaitu P1=18 jam, P2=24 jam, P3=30 jam, P4=36 jam. Analisis data menggunakan analisis varian (ANOVA). Apabila diperoleh hasil berbeda nyata (P<0,05) atau berbeda sangat nyata (P<0,01) maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pemeraman yang berbeda P1, P2, P3, P4 memberikan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar antioksidan, vitamin E dan total fenol. Rataan masing-masing perlakuan terhadap kadar antioksidan dari yang terendah yaitu P1=4,45±0,45, P2=4,46±0,86, P3=4,50±0,74, P4=5,81±0,71. Rataan masingmasing perlakuan terhadap kandungan vitamin E dari yang terendah yaitu P1=0,52±0,011, P2=0,55±0,019, P3=0,56±0,032, P4=0,57±0,008. Rataan masing-masing perlakuan terhadap total fenol dari yang terendah yaitu P2=7,07±0,59, P1=7,40±0,95, P3=8,50±0,25, P4=9,32±1,77. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama pemeraman yang berbeda dapat meningkatkan kadar antioksidan, vitamin E dan total fenol, serta perlakuan terbaik adalah P4 dengan lama pemeraman 36 jam. Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait penyimpanan sediaan facial toner.