Pengaruh Penambahan Tepung Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) Dan Prebiotik Terhadap Persentase Karkas Dan Persentase Potongan Karkas Itik Hibrida
Main Author: | Subarkah, Imam |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175930/ |
Daftar Isi:
- Usaha peternakan itik memiliki nilai yang strategis dalam menyediakan daging untuk memenuhi konsumsi protein asal ternak serta meningkatkan pendapatan peternakan itik. Keberhasilan usaha peternakan itik pedaging dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat penting yaitu mutu genetik, bibit, pakan dan manajemen. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai hal tersebut dengan pemberian feed additive (aditif pakan). Aditif pakan merupakan bahan pakan tambahan yang diberikan pada ternak melalui pencampuran pakan. Beberapa tanaman tradisional yang sudah mulai diteliti dan dimanfaatkan sebagai bahan suplemen pakan dan obat-obatan dalam budidaya itik hibrida salah satunya adalah temulawak. Penggunaan temulawak berfungsi meningkatkan kerja organ pencernaan unggas yaitu merangsang dinding kantong empedu mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pangkreas yang mengandung enzim amilase, lipase, dan protease sehingga meningkatkan pencernaan bahan pakan seperti karbohidrat, lemak dan protein. Bahan yang banyak mendapat perhatian dan sukses dipakai sebagai prebiotik adalah ‘non-digestible oligosaccharide’ yang salah satunya adalah fructooligosakaridae (FOS) dan inulin. Penelitian ini diarahkan untuk meningkatkan penampilan produksi itik hibrida sekaligus mencoba menggantikan antibiotic growth promotor (AGP) dengan penambahan tepung temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb) dan prebiotik berupa inulin, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung temulawak dan prebiotik terhadap persentase karkas dan persentase potongan karkas(retail cut) itik hibrida. Penelitian ini dilaksanakan di peternakan milik bapak David Kurniawan yang beralamatkan di Desa Slorok, Kecamatam Doko, Kota Blitar, Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 November - 18 Desember 2018. Anlisis proksimat dilakukan di Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Blitar. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik hibrida yaitu persilangan antara itik Peking dan Itik Champbell sebanyak 100 ekor. Itik dipelihara umur 2-7 minggu dalam kandang sebanyak 20 unit, dengan penempatan 5 ekor per unit kandang. Ukuran kandang yaitu 150 x 50 x 50 cm per unit. Pakan yang digunakan adalah pakan basal dan ditambah feed additive sesuai dengan perlakuan, terdapat 4 Perlakuan yang diberikan pada umur 15 - 42 hari dengan Po = Pakan Basal (kontrol), P1 = Pakan Basal + 0,2 % Tepung Temulawak, P2 = Pakan Basal + 1 % Prebiotik, P3 = Pakan Basal + 0,2 % Tepung Temulawak + 1 % Prebiotik dengan lima kali ulangan, dilanjutkan dengan analisis statistika ragam (ANOVA) apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s. Hasil analisis statistika menunjukan bahwa penambahan tepung temulawak dan prebiotik menunjukan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas dan persentase potongan karkas itik hibrida. Jika dilihat dari persentase karkas itik hibrida dari seluruh perlakuan yang terbaik adalah perlakuan P2 yaitu penambahan pakan basal dengan tepung temulawak 0,2 % dengan persentase karkas 62,98 ± 1,96 %. Persentase potongan karkas bagian dada terbaik P2 dengan perlakuan pakan basal ditambah tepung temulawak sebesar 0,2 % yaitu 13,82 ± 1,78 %, persentase potongan karkas bagian paha terbesar terdapat pada perakuan P1 yaitu penambahan pakan basal dengan prebiotik 1 % sebesar 12,63 ± 0,71 %. Persentase bagian quarter atas terbaik terdapat pada P2 yaitu 29,91 ± 1,47 % dimana perlakuan pakan basal ditambah tepung temulawak sebesar 0,2 %, dan persentase bagian quarter bawah terbaik P0 yaitu 22,15 ± 1,42 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan feed additive tepung temulawak dan prebiotik dalam pakan itik hibrida persilangan itik Peking dan Champbell mulai umur 2-7 minggu menunjukan hasil yang sama terhadap persentase karkas, dan persentase potongan karkas. Saran dari hasil penelitian ini yaitu penambahan feed additive yang digunakan untuk pakan itik hibrida tepung temulawak tidak menggunakan prebiotik, selain harganya murah temulawak juga mudah didapat.