Pengaruh Perbedaan Proses Penggorengan Terhadap Kandungan Anti Nutrisi dan Zat Makanan Biji Asam (Tamarindus Indica L) Sebagai Bahan Pakan Unggas
Main Author: | Putra, Eko Alfiansyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/175727/ |
Daftar Isi:
- Pakan merupakan kebutuhan primer dunia usaha peternakan dimana dalam budidaya ternak secara intensif biaya pakan mencapai sekitar 70% dari total biaya produksi, sehingga harga bahan pakan sangat menentukan biaya produksi. Harga pakan unggas yang semakin lama semakin mahal disebabkan dari bahan pakan penyusun ransum masih bergantung dari impor terutama tepung ikan dan bungkil kedelai. Menekan biaya produksi, dibutuhkan bahan baku yang cukup murah dan mudah didapat dengan gizi yang cukup. Salah satu cara memecahkan kendala tersebut dengan memanfaatkan limbah pertanian sepeti Biji Asam yang memiliki ketersediaan yang cukup melimpah dan kandungan nutrisi yang terkandung juga cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan baku pakan, namun mengandung senyawa anti nutrisi. Teknologi pengolahan secara penggorengan dengan 3 metode akan dapat meningkatkan nilai nutrisi dan menurunkan anti nutrisi yang terkandung di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan penggorengan terhadap kandungan zat anti nutrisi dan zat makanan biji asam sebagai bahan pakan unggas. Selain itu juga meningkatkan nilai nutrisi dan menghilangkan anti nutrisi yang tekandung dalam biji asam yang dipengaruhi 3 perbedaan penggorengan. Penelitian ini berguna dalam peningkatan nilai nutrisi biji asam melalui proses penggorengan sebagai bahan baku pakan lokal alternatif, menghilangkan atau mengurangi kandungan senyawa zat anti nutrisi dalam biji asam. Materi dari penelitian ini adalah Biji asam adalah Tamarindus indica L atau dikenal dengan Asam Jawa. Jumlah biji asam yang digunakan sebanyak 10 kg. Jumlah penggunaannya untuk penggorengan biji asam sebanyak 3 g/kg biji asam. Terdapat tiga variabel yang diamati yaitu kandungan BK, PK, LK, SK, GE, Ca, P biji asam sebelum dan sesudah penggorengan dengan analisis proksimat, kerapatan jenis biji asam dengan uji densitas dan kandungan tanin. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi (ANOVA) dengan rancangan acak lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaan yang nyata dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil Analisis Statistik Rataan Kandungan Zat Makanan Biji Asam Jawa ( Tamarindus Indica L ) diurutkan dari nilai tertinggi dan terendah dimulai dari Bahan Kering dengan urutan nilai perlakuan P0 (94.48 ± 0,25 C), P2 (92,30 ± 0,22 B ), P3 (91,60 ± 0,90 AB) dan P1 (90,75 ± 0,62 A). Protein Kasar dengan urutan nilai P0 (15.98 ± 0,30 C), P2 (14,89 ± 0,03 B ) dan P3 (14,71 ± 0,14 B ) dan P1 (14,22 ± 0,10 A). Serat Kasar dengan urutan nilai P0 (4,62 ± 0,03 D ), P1 (3,93 ± 0,02 C ), P3 (3,07 ± 0,03 B) dan P2 (1,91 ± 0,005 A). Lemak Kasar dengan urutan nilai P1 (6,75 ± 0,06 D), P2 (5,70 ± 0,01 B), P0 (6,66 ± 0,07 C) dan P3 (5,29 ± 0,05 A). Kalsium dengan urutan nilai P0 (1,061 ± 0,003 D), P2 (0,91 ± 0,002 C), P3 (0,67 ± 0,01 A) dan P1 (0,83 ± 0,006 B). Fosfor dengan urutan nilai P0 (0,29 ± 0,003 D). P2 (0,27 ± 0,001 C), P1 (0,27 ± 0.002 B) dan P3 (0,24 ± 0,002 A).Gross Energy dengan urutan nilai P0 (3967,35 ± 10,80 C), P2 (3801,73 ± 8,87 B ) , P1 (3800,79 ± 25,92 B), P3 (3755,54 ± 36,81 A ). Urutan rataan Kandungan Tanin diurutkan dari yang tertinggi didapat pada perlakuan P0 (0,0283 ± 0,0002C), P2 (0,0278 ± 0,0001B), P3 (0,0275 ± 0,0003A) dan P1 (0,0272 ± 0,0002A). Urutan rataan nilai densitas diurutkan dari yang tertinggi didapat dari perlakuan P1 (618,390 ± 12,84D), P3 (574,987 ± 9,45C), P2 (474,162 ± 5,81B) dan P0 (448,419 ± 1,86A). Analisis statisik perlakuan memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, memberi pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan zat makanan, tanin dan densitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan proses penggorengan biji asam (Tamarindus indica l ) dapat menurunkan kandungan zat anti nutrisi dan mempengaruhi kandungan zat makanan (Bahan Kering, Lemak Kasar, Protein Kasar, Serat Kasar, Kalsium, Posfor, Gross energy). Proses penggorengan dengan sangrai mendapatkan hasil penelitian terbaik.