Pengaruh Bentuk Pin Terhadap Kekuatan Tarik Pada Sambungan Double Sided Friction Stir Welding Aluminium A6061
Main Author: | Tampubolon, Francius |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173757/ |
Daftar Isi:
- Pengelasan merupakan salah satu hal paling penting dalam dunia perindustrian terutama dalam bidang teknik dan produksi. Pada dasarnya proses pengelasan dilakukan dengan menyambungkan dua material atau lebih untuk menghasilkan sambungan permanen yang kuat. Proses pengelasan dikelompokan menjadi dua, yaitu Liquid State Welding (LSW) dan Solid State Welding (SSW). Friction stir welding merupakan salah satu jenis dari metode pengelasan Solid State Welding. Proses FSW dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu one sided dan double sided. Prinsip kerja dari kedua metode hampir sama, yang membedakannya adalah pada double sided pengelasan yang dilakukan pada kedua sisi benda kerja sedangkan pada one sided hanya pada satu sisi benda kerja. Kualitas hasil lasan FSW sangat tergantung pada variabel proses pengelasan salah satunya yaitu bentuk pin. Pada penelitian ini pin dibuat dalam tiga bentuk yaitu silinder, kotak dan segitiga. Bahan pin terbuat dari Baja Assab Spesial K. Pada hasil pengelasan DFSW maupun FSW, kekuatan tarik tertinggi didapati pada bentuk pin segitiga sebesar 23,071 MPa pada DFSW dan 15,99 MPa pada FSW. Kemudian diikuti bentuk pin kotak 22,646 pada DFSW dan 15,583 MPa pada FSW, serta bentuk pin silinder 22,247 MPa pada DFSW dan 15,049 MPa pada FSW. Bentuk pin segitiga memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk pin silinder maupun bentuk pin kotak. Kekuatan tarik lebih tinggi juga didukung dengan nilai kekerasan pada bentuk pin segitiga lebih tinggi serta ukuran butir hasil pengelasan bentuk pin segitiga lebih kecil dari bentuk pin silinder dan kotak. Hasil pengelasan DFSW lebih baik dibandingkan dengan hasil pengelasan FSW dikarenakan pada pengelasan DFSW terjadi dua kali pengelasan yang mengakibatkan terjadinya ukuran butir semakin kecil dan rapat sehingga kekuatan dan kekerasan material menjadi lebih tinggi.