Pengaruh Bentuk Pin Terhadap Kekuatan Tarik Pada Sambungan Double Sided Friction Stir Welding Aluminium A6061
Main Author: | Tampubolon, Francius |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173757/ |
ctrlnum |
173757 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/173757/</relation><title>Pengaruh Bentuk Pin Terhadap Kekuatan Tarik Pada Sambungan Double
Sided Friction Stir Welding Aluminium A6061</title><creator>Tampubolon, Francius</creator><subject>671.52 Welding</subject><description>Pengelasan merupakan salah satu hal paling penting dalam dunia perindustrian
terutama dalam bidang teknik dan produksi. Pada dasarnya proses pengelasan dilakukan
dengan menyambungkan dua material atau lebih untuk menghasilkan sambungan
permanen yang kuat. Proses pengelasan dikelompokan menjadi dua, yaitu Liquid State
Welding (LSW) dan Solid State Welding (SSW).
Friction stir welding merupakan salah satu jenis dari metode pengelasan Solid State
Welding. Proses FSW dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu one sided dan double
sided. Prinsip kerja dari kedua metode hampir sama, yang membedakannya adalah pada
double sided pengelasan yang dilakukan pada kedua sisi benda kerja sedangkan pada one
sided hanya pada satu sisi benda kerja. Kualitas hasil lasan FSW sangat tergantung pada
variabel proses pengelasan salah satunya yaitu bentuk pin. Pada penelitian ini pin dibuat
dalam tiga bentuk yaitu silinder, kotak dan segitiga. Bahan pin terbuat dari Baja Assab
Spesial K.
Pada hasil pengelasan DFSW maupun FSW, kekuatan tarik tertinggi didapati pada
bentuk pin segitiga sebesar 23,071 MPa pada DFSW dan 15,99 MPa pada FSW. Kemudian
diikuti bentuk pin kotak 22,646 pada DFSW dan 15,583 MPa pada FSW, serta bentuk pin
silinder 22,247 MPa pada DFSW dan 15,049 MPa pada FSW. Bentuk pin segitiga
memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk pin silinder
maupun bentuk pin kotak. Kekuatan tarik lebih tinggi juga didukung dengan nilai
kekerasan pada bentuk pin segitiga lebih tinggi serta ukuran butir hasil pengelasan bentuk
pin segitiga lebih kecil dari bentuk pin silinder dan kotak. Hasil pengelasan DFSW lebih
baik dibandingkan dengan hasil pengelasan FSW dikarenakan pada pengelasan DFSW
terjadi dua kali pengelasan yang mengakibatkan terjadinya ukuran butir semakin kecil dan
rapat sehingga kekuatan dan kekerasan material menjadi lebih tinggi.</description><date>2019-03-27</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Tampubolon, Francius (2019) Pengaruh Bentuk Pin Terhadap Kekuatan Tarik Pada Sambungan Double Sided Friction Stir Welding Aluminium A6061. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FT/2019/21/051904501</relation><recordID>173757</recordID></dc>
|
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview |
author |
Tampubolon, Francius |
title |
Pengaruh Bentuk Pin Terhadap Kekuatan Tarik Pada Sambungan Double
Sided Friction Stir Welding Aluminium A6061 |
publishDate |
2019 |
topic |
671.52 Welding |
url |
http://repository.ub.ac.id/173757/ |
contents |
Pengelasan merupakan salah satu hal paling penting dalam dunia perindustrian
terutama dalam bidang teknik dan produksi. Pada dasarnya proses pengelasan dilakukan
dengan menyambungkan dua material atau lebih untuk menghasilkan sambungan
permanen yang kuat. Proses pengelasan dikelompokan menjadi dua, yaitu Liquid State
Welding (LSW) dan Solid State Welding (SSW).
Friction stir welding merupakan salah satu jenis dari metode pengelasan Solid State
Welding. Proses FSW dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu one sided dan double
sided. Prinsip kerja dari kedua metode hampir sama, yang membedakannya adalah pada
double sided pengelasan yang dilakukan pada kedua sisi benda kerja sedangkan pada one
sided hanya pada satu sisi benda kerja. Kualitas hasil lasan FSW sangat tergantung pada
variabel proses pengelasan salah satunya yaitu bentuk pin. Pada penelitian ini pin dibuat
dalam tiga bentuk yaitu silinder, kotak dan segitiga. Bahan pin terbuat dari Baja Assab
Spesial K.
Pada hasil pengelasan DFSW maupun FSW, kekuatan tarik tertinggi didapati pada
bentuk pin segitiga sebesar 23,071 MPa pada DFSW dan 15,99 MPa pada FSW. Kemudian
diikuti bentuk pin kotak 22,646 pada DFSW dan 15,583 MPa pada FSW, serta bentuk pin
silinder 22,247 MPa pada DFSW dan 15,049 MPa pada FSW. Bentuk pin segitiga
memiliki kekuatan tarik yang lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk pin silinder
maupun bentuk pin kotak. Kekuatan tarik lebih tinggi juga didukung dengan nilai
kekerasan pada bentuk pin segitiga lebih tinggi serta ukuran butir hasil pengelasan bentuk
pin segitiga lebih kecil dari bentuk pin silinder dan kotak. Hasil pengelasan DFSW lebih
baik dibandingkan dengan hasil pengelasan FSW dikarenakan pada pengelasan DFSW
terjadi dua kali pengelasan yang mengakibatkan terjadinya ukuran butir semakin kecil dan
rapat sehingga kekuatan dan kekerasan material menjadi lebih tinggi. |
id |
IOS4666.173757 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-28T06:57:25Z |
last_indexed |
2021-10-28T06:57:25Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751454089727705088 |
score |
17.538404 |