Pemanfaatan Gis (Geographic Information System) Untuk Pemetaan Verifikasi Sisip Dan Pokok Pada Perkebunan Kelapa Sawit Di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur

Main Author: Muslim, Bayu Firdaus
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/173734/
Daftar Isi:
  • Peran teknologi Sistem Informasi Geografi (SIG) mulai banyak dimanfaatkan kesemua bidang, salah satunya yaitu di perkebunan kelapa sawit. Untuk bisa mengetahui jumlah tanaman dalam tiap blok telah sesuai dengan standar pokok yang telah ditetapkan, maka perlu dilakukannya monitoring secara berkala dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System) guna mengetahui perkembangan dan kondisi tanaman. Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan-tahapan, yaitu : tahap persiapan merupakan kegiatan menyiapkan segala kebutuhan yang diperlukan pada saat dilakukannya suatu pekerjaan. Pada tahap ini dilakukan pembuatan Peta Sub Blok. Kemudian dilakukan pegumpulan data foto udara yang diambil menggunakan drone dan data waypoint menggunakan GPS. Selanjutnya dilakukan pemrosesan data foto udara kebun yang terdiri dari ± 1000 foto dilakukan dengan pendekatan mosaicking. Dalam proses penggabungan foto itu didasarkan pada kesamaan koordinat dan kemiripan objek. Selanjutnya kedua data tersebut diolah menggunakan perangkat lunak Geographic Information System yaitu ArcMap 10.3 dengan cara tumpang tindih (overlay). Dari olahan tersebut nantinya akan didapatkan perbedaan keakuratan dari foto udara menggunakan drone dan waypoint menggunakan GPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah sawit yang akan dilakukan tanam sisip dapat meningkatkan nilai SPH (Standar Pokok Perhektar) pada Afdeling I antara lain Blok B37, B38, B39, B40, D29, dan D30, serta pada Afdeling IV antara lain Blok A53a, A55a, C55, C56, D55, D56, D57, dan D59. Realisasi tanam sisip 2018 menunjukkan data blok dengan jumlah tertinggi pada Blok A53a dengan jumlah pokok sawit yang harus disisip sebesar 2.665 pokok, sedangkan jumlah terkecil pada Blok D55 dengan jumlah pokok sawit yang harus di sisip adalah 157 pokok. Pada Afdeling I blok dengan nilai SPH terbesar adalah Blok D29 dengan SPH sebesar 136 dan nilai SPH terkecil adalah pada Blok B38 dengan SPH sebesar 125. Sedangkan pada Afdeling IV nilai SPH terbesar pada Blok D59 dengan nilai sebesar 138, dan nilai SPH terkecil pada Blok C55 dan D57 dengan nilai SPH masing-masing sebesar 125. Sehingga dari hasil tersebut maka rata-rata nilai SPH yang didapat pada perkebunan kelapa sawit PT Ketapang Agro Lestari sudah mencapai standar yang telah ditentukan yaitu dari range 125-143 nilai SPH. Berdasarkan hasil overlay menggunakan ArcMap 10.3 antara foto udara blok yang akan dilakukannya verifikasi sisip dan pokok dengan waypoint dari hasil tracking menggunakan GPS, maka didapatkan bahwa terdapat perbedaan dari segi keakuratan yang menandakan letak dan posisinya di muka bumi. Sehingga dari perbedaan tersebut berpengaruh pada perencaan pola tanam kelapa sawit di dalam blok. Oleh karen itu, maka dilakukan orthorektifikasi untuk koreksi geometric foto udara.