Proses Adopsi Inovasi dalam Pengembangan Agrowisata Petik Mawar di Desa Gunung Sari Kota Batu
Main Author: | Aswita, Feber |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173662/ |
Daftar Isi:
- Agrowisata menjadi salah satu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha pertanian sebagai objek wisata. Kegiatan agrowisata semakin berkembang dan meningkat, membuat masyarakat maupun pengelola usaha membuat sebuah inovasi. Agrowisata petik mawar salah satu agrowisata di Kota Batu yang sedang melakukan pengembangan. Sehingga melalui pengembangan agrowisata tersebut dilakukan inovasi oleh berbagai pihak untuk mencapai tujuan dari agrowisata. Tujuan penelitian ini yaitu, (1) menganalisis proses adopsi inovasi dalam pengembangan agrowisata petik mawar, dan (2) menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi agrowisata petik mawar. Penelitian ini dilaksanakan pada Agrowisata Petik Mawar yang berlokasi di Desa Gunung Sari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Penentuan responden menggunakan metode saturated sampling yang artinya peneliti telah menetukan satu populasi sebagai sample secara langsung. Sample pada penelitian ini sebanyak 30 petani pengelola agrowisata sebagai responden. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan metode purposive kepada lima orang pihakpihak yang memahami dengan jelas agrowisata petik mawar. Metode analisis yang dipakai adalah metode analisis deskriptif kualitatif dengan model interaktif Miles dan Huberman serta analisis Regresi Logistik yang dibantu oleh alat Stata 14. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terjadi proses adopsi inovasi pada pengelola dalam mengembangkan agrowisata petik mawar. Adapun proses yang dilakukan oleh pengelola meliputi proses tahapan pengetahuan, persuasi, keputusan, implementasi hingga konfirmasi. Proses adopsi inovasi tidak terlepas dari sifat-sifat inovasi dan karateristik petani pengelola dalam menerima inovasi. Hasil Regresi Logistik menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap adopsi inovasi adalah variabel umur dan frekuensi petani mengikuti penyuluhan, karena kedua faktor tersebut memiliki nilai signifikansi dibawah 10%. Saran yang diberikan penulis bagi pengelola agrowisata khususnya BUMDES dapat melakukan pengembangan agrowisata dengan mempertimbangan kebutuhan serta kemampuan petani dalam pengembangan agrowisata petik mawar. Pemerintah khususnya kepada Dinas terkait lebih intensif dalam mengadakan penyuluhan dan pendampingan kepada petani, melihat pada penelitian ini variabel yang signifikan adalah frekuensi petani mengikuti penyuluhan. Petani khususnya yang masih muda dapat lebih aktif dalam pengembangan agrowisata dan dapat mengajak petani muda lainnya ikut berpartisipasi. Peneliti selanjutnya dapat mengambil topik mengenai proses adopsi inovasi di Gunung Sari menggunakan variabel lain yang belum digunakan pada penelitian ini seperti jumlah tanggungan keluarga, hama penyakit dan teknologi.