Hubungan Tingkat Kepuasan Petani Dengan Loyalitas Pembelian Benih Jagung Pakan Hibrida Di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Main Author: | Pramestidhiya, Elvira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/173252/1/Elvira%20P%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/173252/ |
Daftar Isi:
- Permintaan jagung untuk pakan ternak terus meningkat karena jagung menjadi bahan baku pakan yang lebih disukai ternak dibandingkan biji-bijian lain. Peningkatan permintaan jagung pakan untuk ternak sejalan dengan perkembangan industri perunggasan khususnya ayam. Pemerintah menggunakan strategi kebijakan penggunaan benih jagung hibrida untuk meningkatkan produksi nasional dan memenuhi kebutuhan permintaan jagung pakan untuk ternak. Produksi jagung nasional diketahui sebesar 40,8% berasal dari Pulau Jawa. Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi utama penghasil jagung di Pulau Jawa dengan kontribusinya sebesar 21,8% dengan rata-ratanya sebesar 6,02 juta ton/tahun. Salah satu desa potensial yang menggunakan benih jagung pakan hibrida terletak di Desa Dengkol, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Strategi kebijakan pemerintah menggunakan benih hibrida di tingkat petani memicu semakin banyaknya produsen yang bergerak di bidang produksi benih jagung hibrida. Produsen perlu memperhatikan kepuasan petani agar mampu menjadi pemimpin pasar. Kepuasan petani dirasakan berdasarkan pada tingkat kesesuaian antara kinerja dengan kepentingannya. Tingginya tingkat kepuasan petani terhadap benih jagung hibrida akan memperbesar peluang terbentuknya perilaku loyalitas. Perilaku loyalitas ditandai dengan petani melakukan pembelian produk secara berulang. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis kesesuaian tingkat kepentingan petani terhadap tingkat kinerja atribut produk benih jagung pakan hibrida di lokasi penelitian.(2) Menganalisis tingkat kepuasan petani terhadap benih jagung pakan hibrida di lokasi penelitian. (3) Menganalisis tingkat loyalitas petani terhadap benih jagung pakan hibrida di lokasi penelitian. (4) Menganalisis hubungan tingkat kepuasan dengan loyalitas petani terhadap pembelian benih jagung pakan hibrida di lokasi penelitian. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Responden penelitian ini adalah 35 orang petani di Desa Dengkol yang telah menggunakan Pertiwi-2 selama minimal tiga kali musim tanam dan bersedia untuk diwawancarai. Metode analisis yang digunakan adalah Importance Perfomance Analysis (IPA) model Diagonal, Customer Satisfaction Index (CSI), Piramida Loyalitas, dan Korelasi Rank Spearman. Hasil analisis IPA menunjukkan atribut umur panen, produktivitas (potensi hasil), dan ketahanan terhadap hama dan penyakit perlu diperbaiki kinerjanya. Keunggulan benih Pertiwi-2 yaitu ujung tongkol penuh (muput) sehingga perlu dipertahankan kinerjanya. Atribut daya tumbuh, tahan roboh, dan harga benih memiliki kinerja berlebihan. Hasil CSI yang diperoleh sebesar 78,16% dan termasuk kategori puas. Petani merasa puas terhadap kinerja tongkol yang penuh hingga ujungnya, benih memiliki daya tumbuh yang baik, tahan terhadap roboh, dan juga harganya terjangkau. Tingkat loyalitas petani tergolong pada liking the brand sebesar 31,6%. Petani menyukai merek benih jagung Pertiwi-2 karenaii mereknya terkenal dan memberikan penerimaan 2 kali lebih besar dari biaya yang harus dikeluarkan. Hasil analisis hubungan antara tingkat kepuasan petani dengan loyalitas pembelian benih Pertiwi-2 sebesar 0,611 sehingga termasuk dalam kategori memiliki hubungan yang kuat. Semakin tinggi kepuasan yang dirasakan petani, maka Tingginya tingkat kepuasan yang dirasakan petani akan memperbesar peluang terbentuknya loyalitas pada benih Pertiwi-2. Produsen benih Pertiwi-2 disarankan perlu memperbaiki kinerja atribut umur panen, produktivitas (potensi hasil), serta ketahanan terhadap hama dan penyakit. Selain itu, produsen juga diharapkan mampu menyediakan benih yang tahan terhadap kondisi kekurangan air. Peneliti selanjutnya yang menggunakan metode piramida loyalitas dapat mengklasifikasikan petani hanya pada satu tingkatan loyalitas saja. Penelitian selanjutnya juga perlu dilakukan pada lokasi lain dengan merek benih yang berbeda.