Pengaruh Suhu, Asam, dan Penambahan Garam Konsentrasi Berbeda Terhadap Mikrobiologi Daging Ikan Lele (Clarias sp.) yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila

Main Author: Daviantoro, Anang
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/164857/
Daftar Isi:
  • Ikan Lele merupakan salah satu spesies unggulan ikan air tawar yang memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya, antara lain memiliki kandungan gizi yang tinggi dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Ikan lele juga sangat rentan akan terserang bakteri, salah satu bakteri yang dapat menyerang ikan lele yaitu Aeromonas hydrophila. Serangan bakteri ini menyebabkan kematian ikan lele 80‒100% dalam waktu sekitar satu minggu. Mikrobiologi pada daging ikan lele ditentukan oleh ada tidaknya kandungan bakteri endogen maupun bakteri patogen pada daging ikan sebelum dikonsumsi. Aeromonas hydrophila diduga dapat dihambat aktivitasnya pada kondisi suhu dan asam berbeda dengan penambahan garam. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu usaha untuk mengetahui kandungan mikrobiologi daging ikan lele terinfeksi Aeromonas hydrophila setelah diberi perlakuan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan suhu, asam dan garam konsentrasi berbeda terhadap mikrobiologi daging ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Teknologi Hasil Perikanan Divisi Keamanan Hasil Perikanan, Gedung Pascasarjana Lantai 1, Laboratorium Budidaya Ikan, Divisi Parasit dan Penyakit Ikan, Gedung D Lantai 1, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang. Serta Pusat Studi Pangan dan Gizi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pada Bulan Maret‒Juni 2018. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan bujur sangkar latin (RBSL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan. Parameter uji pada penelitian ini adalah uji TPC, analisis proksimat, dan kadar garam. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap respon parameter yang dilakukan dengan uji F pada taraf 5% dan jika didapat hasil yang berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut tukey pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan garam dengan konsentrasi berbeda pada daging ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila berpengaruh terhadap jumlah bakteri keseluruhan dan jumlah Aeromonas hydrophila itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada perlakuan suhu 0oC, asam asetat 5%, dan konsentrasi garam 10%. Namun, apabila ditinjau keamanan pangan dari sisi mikrobiologi, daging ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila setelah diberi perlakuan garam pada kondisi asam dan suhu berbeda masih belum dapat dikatakan aman. Hal ini dikarenakan jumlah bakteri dalam daging ikan lele (Clarias sp.) setelah diberi perlakuan tersebut masih melebihi batas maksimum yang ditentukan SNI yaitu 5,0x105 koloni/g untuk bakteri keseluruhan dan negatif/25 g untuk Aeromonas hydrophila. Saran yang dapat diajukan oleh peneliti adalah perlu dilakukan uji lanjut terhadap jenis senyawa spesifik pada bahan pengawet alami makanan yang lain untuk mempertahankan keamanan pangan daging ikan lele (Clarias sp.) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila. Selain itu perlu dilakukan kajian lebih dalam lagi mengenai dampak atau pencegahan apabila daging ikan lele yang terinfeksi Aeromonas hydrophila dikonsumsi secara tidak sengaja oleh manusia.