Manajemen Risiko Pemasaran Keripik Buah So Kressh dengan Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy-FMEA) dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (Fuzzy-AHP) (Studi Kasus di CV Kajeye Food, Malang)
Main Author: | Fauziyah, Yulia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/164148/ |
Daftar Isi:
- Risiko pemasaran adalah kejadian buruk yang berpotensi terjadi pada semua kegiatan usaha yang berkaitan dengan arus penyerahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Risiko pemasaran yang dihadapi perusahaan meliputi selera konsumen cepat berubah, risiko munculnya pesaing sehingga menyebabkan terjadinya persaingan pasar dan harga, risiko produk ditolak konsumen karena rusak, serta risiko penjualan yang fluktuatif dan tidak sesuai dengan target. CV Kajeye Food adalah salah satu perusahaan makanan yang bergerak di bidang pengolahan keripik buah dengan merek dagang So Kressh. Pemasaran keripik buah So Kressh meliputi seluruh daerah di Indonesia, bahkan sampai ke luar negeri. Luasnya jangkauan pemasaran merupakan potensi ekonomi dan peluang pasar yang cukup baik bagi perusahaan. Namun potensi dan peluang tersebut tidak terlepas dari terjadinya risiko pemasaran yang mempengaruhi keberlanjutan hidup perusahaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi risiko pada pemasaran keripik buah So Kressh, menganalisis risiko yang harus diprioritaskan untuk segera ditangani, dan merumuskan strategi penanganan risiko yang sebaiknya dilakukan oleh CV Kajeye Food. Metode yang digunakan untuk mengelola risiko yaitu metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Metode Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (Fuzzy FMEA) digunakan untuk mengukur dan memprioritaskan risiko, sedangkan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) digunakan untuk menentukan strategi mitigasi risiko. Strategi mitigasi didapatkan dengan melakukan wawancara dan brainstorming dengan viii responden pakar. Responden pakar yang digunakan terdiri dari kepala bagian pemasaran dan dua orang karyawan bagian pemasaran. Risiko yang memiliki nilai FRPN tertinggi dilakukan strategi mitigasi menggunakan fuzzy AHP. Hasil perhitungan menggunakan fuzzy FMEA menunjukkan bahwa pada pemasaran keripik buah So Kressh diperoleh risiko tertinggi yaitu selera konsumen cepat berubah dengan Fuzzy Risk Priority Number (FRPN) sebesar 6,95. Risiko terendah adalah risiko produk ditolak konsumen karena rusak dengan FRPN sebesar 4,12. Strategi mitigasi dilakukan pada prioritas risiko yang memiliki tiga nilai FRPN tertinggi karena merupakan risiko yang paling mempengaruhi proses pemasaran. Tiga prioritas risiko tersebut adalah selera konsumen cepat berubah, munculnya pesaing, dan persaingan harga. Mitigasi yang dilakukan pada tiga risiko teratas tersebut sudah dapat mewakili 13 risiko lainnya. Pemilihan alternatif strategi dilakukan dengan cara diskusi dengan responden pakar agar diperoleh strategi yang sesuai. Alternatif strategi risiko konsumen cepat berubah yang memiliki bobot tertinggi adalah fokus terhadap konsumen. Alternatif strategi risiko munculnya pesaing yang memiliki bobot tertinggi adalah menciptakan produk yang berbeda dan unik. Alternatif strategi risiko persaingan harga yang memiliki bobot tertinggi adalah menetapkan harga kompetitif.