Distributed Control System sebagai Pengontrol Suhu pada Miniatur Pasteurisasi Telur

Main Author: Dewantoro, Canggih Katon Bagas
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/162649/
ctrlnum 162649
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/162649/</relation><title>Distributed Control System sebagai Pengontrol Suhu pada&#xD; Miniatur Pasteurisasi Telur</title><creator>Dewantoro, Canggih Katon Bagas</creator><subject>664.028 Preseravation techniques</subject><description>Telur merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.&#xD; Dalam sebutir telur terkandung vitamin, mineral serta protein yang baik bagi tubuh. Kandungan zat&#xD; gizi yang tinggi tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi bisa menjadi media tumbuh yang baik&#xD; untuk mikroba.&#xD; Dari berbagai jenis mikroba yang hidup pada telur, Salmonella merupakan bakteri utama yang&#xD; mengontaminasi telur dan produk olahan telur. Telur yang mengandung Salmonella dapat matikan&#xD; dengan cara dimasak dengan baik, namun banyak olahan makanan yang membutuhkan telur mentah&#xD; sebagai bahan utamanya. Salmonella dapat dihilangkan dengan cara sterilisasi pada suhu tertentu.&#xD; Sterlisasi tersebut dikenal sebagai metode pasteurisasi.&#xD; Metode pasteurisasi yang digunakan ada 2, yaitu (High Temperature Short Time) HTST dan&#xD; (Low Temperature Long Time) LTLT. HTST merupakan metode pemanasan pada suhu 71&#xB0;C dalam&#xD; waktu 15 detik. LTLT merupakan metode pemanasan pada suhu 64&#xB0;C dalam waktu 2,5 menit.&#xD; Pengontrolan proses pada pasteurisasi telur memerlukan DCS, karena pada pasteurisasi telur&#xD; dibutuhkan alat yang memiliki ketelitian tinggi serta monitoring.&#xD; Pada penelitian ini kontroler yang digunakan ialah kontroler on-off dengan histerisis 0,5%.&#xD; Sehingga hasil pengujian pasteurisasi pada metode HTST didapat waktu yang diperlukan untuk&#xD; mencapai setpoint sebesar 6 menit 12 detik dengan error sebesar 1,7%. Adapun pasteurisasi pada&#xD; metode LTLT didapatkan waktu yang diperlukan untuk mencapai setpoint sebesar 5 menit 26 detik&#xD; dengan error sebesar 8,62%. Pada pengujian di laboratorium diketahui bahwa telur yang telah&#xD; dipasteurisasi hasilnya sudak tidak ada bakteri Salmonella.</description><date>2018-12-06</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Dewantoro, Canggih Katon Bagas (2018) Distributed Control System sebagai Pengontrol Suhu pada Miniatur Pasteurisasi Telur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FT/2018/1038/051811695</relation><recordID>162649</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Dewantoro, Canggih Katon Bagas
title Distributed Control System sebagai Pengontrol Suhu pada Miniatur Pasteurisasi Telur
publishDate 2018
topic 664.028 Preseravation techniques
url http://repository.ub.ac.id/162649/
contents Telur merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam sebutir telur terkandung vitamin, mineral serta protein yang baik bagi tubuh. Kandungan zat gizi yang tinggi tidak hanya dibutuhkan oleh manusia, tetapi bisa menjadi media tumbuh yang baik untuk mikroba. Dari berbagai jenis mikroba yang hidup pada telur, Salmonella merupakan bakteri utama yang mengontaminasi telur dan produk olahan telur. Telur yang mengandung Salmonella dapat matikan dengan cara dimasak dengan baik, namun banyak olahan makanan yang membutuhkan telur mentah sebagai bahan utamanya. Salmonella dapat dihilangkan dengan cara sterilisasi pada suhu tertentu. Sterlisasi tersebut dikenal sebagai metode pasteurisasi. Metode pasteurisasi yang digunakan ada 2, yaitu (High Temperature Short Time) HTST dan (Low Temperature Long Time) LTLT. HTST merupakan metode pemanasan pada suhu 71°C dalam waktu 15 detik. LTLT merupakan metode pemanasan pada suhu 64°C dalam waktu 2,5 menit. Pengontrolan proses pada pasteurisasi telur memerlukan DCS, karena pada pasteurisasi telur dibutuhkan alat yang memiliki ketelitian tinggi serta monitoring. Pada penelitian ini kontroler yang digunakan ialah kontroler on-off dengan histerisis 0,5%. Sehingga hasil pengujian pasteurisasi pada metode HTST didapat waktu yang diperlukan untuk mencapai setpoint sebesar 6 menit 12 detik dengan error sebesar 1,7%. Adapun pasteurisasi pada metode LTLT didapatkan waktu yang diperlukan untuk mencapai setpoint sebesar 5 menit 26 detik dengan error sebesar 8,62%. Pada pengujian di laboratorium diketahui bahwa telur yang telah dipasteurisasi hasilnya sudak tidak ada bakteri Salmonella.
id IOS4666.162649
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T06:47:16Z
last_indexed 2021-10-28T07:47:00Z
recordtype dc
_version_ 1751454335233949696
score 17.538404