Daftar Isi:
  • CV. Kajaye Food merupakan industri yang bergerak di bidang pengolahan makanan dimana produk utama yang dihasilkan adalah keripik buah. Untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan baku buah, maka CV. Kajeye Food menjalin hubungan dengan berbagai supplier. Total jumlah supplier yang dimiliki oleh CV. Kajeye Food adalah 21. Banyaknya supplier yang menjalin kerja sama dengan perusahaan, maka tidak heran jika perusahaan masih mengalami permasalahan terkait dengan proses pengadaan bahan baku. Permasalahan yang kerap timbul adalah bahan baku yang dikirim supplier dalam keadaan rusak, waktu pengiriman terlambat, dan adanya ketidaksesuaian karakteristik bahan baku yang dipesan dengan yang dikirim. Permasalahan tersebut dapat terjadi karena setiap bahan baku dan supplier memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu dilakukan adanya evaluasi bahan baku dan evaluasi supplier yang nantinya dapat digunakan untuk merumuskan strategi Supplier Relatioship Management (SRM). Dengan adanya strategi SRM ini, diharapkan perusahaan dapat meminimalisasi permasalahan yang tejadi terkait dengan proses pengadaan bahan baku perusahaan. Evaluasi bahan baku dilakukan dengan mengklasifikasikan bahan baku ke dalam Kraljic Portfolio Matrix (KPM), mengklasifikasikan relationship attractiveness ke dalam supplier relationship portfolio, dan menentukan output evaluasi bahan baku yang dibagi ke dalam tiga kelompok hubungan, yaitu strategic, collaborative, dan transactional relationship. Baik klasifikasi bahan baku maupun klasifikasi relationship attractiveness, keduanya menggunakan pendekatan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (FMADM) dan Multidimensional Scaling (MDS). Evaluasi supplier dilakukan dengan melakukan pembobotan kriteria dan supplier dengan Analytical Hierarchy Process (AHP), menentukan bobot akhir supplier, dan menentukan output evaluasi supplier yang berupa penggolongan supplier ke dalam bad, good, dan, excellent supplier. Setelah diperoleh output evaluasi bahan baku dan output relationship attractiveness, maka dapat ditentukan strategi Supplier Relationship Management (SRM). Strategi SRM diperoleh dari kerangka supplier relationship assessment yang menghasilkan suatu kelompok strategi untuk setiap supplier, yaitu prime group, collaboration group, maintenance group, dan improvement group. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa supplier yang berada pada kelompok strategi prime group adalah Pak Mista, Bu Subi, Pak Yudi, dan Pak Bayan. Strategi yang dapat diberikan adalah dengan memberikan insentif dan membangun hubungan jangka panjang. Supplier yang berada pada kelompok strategi collaboration group adalah Pak Nasikin, Pak Nurdin, Pak Paidi, Bu Tuti, Pak Tarjo, dan Pak Tiamun. Strategi yang dapat diberikan adalah dengan memperkuat dan meningkatkan kerja sama untuk meningkatkan keuntungan bersama. Supplier yang berada pada maintenance group adalah Pak Tony dan Pak Sait. Strategi yang dapat diberikan adalah dengan saling mengejar keuntugan bersama. Supplier yang berada pada kelompok strategi improvement group, yaitu Pak Uyut, Pak Sugi, Pak Samsul, Pak Jono, Pak Sandi, Pak Zaki, Pak Heri, Pak Juri, dan Pak Susanto. Strategi yang dapat diberikan adalah lebih memfokuskan pada kegiatan perbaikan (improvement).