Analisis Supplier Relationship Management (Srm) Dan Upaya Peningkatan Kontinuitas Pasokan Benih Padi Di Pt. Shs Cabang Pasuruan Jawa Timur
Main Author: | Anastasia, Reiza |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/161777/1/REIZA%20ANASTASIA.pdf http://repository.ub.ac.id/161777/ |
ctrlnum |
161777 |
---|---|
fullrecord |
<?xml version="1.0"?>
<dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/161777/</relation><title>Analisis Supplier Relationship Management (Srm) Dan
Upaya Peningkatan Kontinuitas Pasokan Benih Padi Di Pt.
Shs Cabang Pasuruan Jawa Timur</title><creator>Anastasia, Reiza</creator><subject>658.7 Management of materials</subject><description>Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif kini membuat
berbagai perusahaan menyusun bermacam strategi dan taktik bisnis yang lebih
baik dari pesaing bisnisnya (Indrajit & Djokopranoto, 2002). Strategi bisnis
tersebut salah satunya tertuang dalam konsep Supply Chain Management (SCM)
atau manajemen rantai pasok. Dalam SCM, hubungan perusahaan dengan
pemasok dikenal dengan istilah Supplier Relationship Management (SRM) atau
manajemen hubungan pemasok (Chopra & Meindl, 2008). Salah satu perusahaan
dengan core business penyediaan benih padi unggul bersertifikat di Indonesia
adalah PT. SHS (Sang Hyang Seri) (SHS, 2016). PT. SHS merupakan perusahaan
Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah dalam
penyediaan pasokan benih unggul untuk program benih bersubsidi.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2016), dari beberapa Provinsi
yang ada di Indonesia, Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil padi tertinggi
pada tahun 2015 dengan jumlah 13.154.967 ton. Dari beberapa kabupaten yang
ada di Provinsi Jawa Timur, kabupaten Pasuruan memiliki tingkat produksi padi
tertinggi ke-6 pada tahun 2015, dengan jumlah 722.642 ton (Kementerian
Pertanian, 2016). Berdasarkan uraian diatas, kondisi strategis yang PT. SHS di
wilayah kerja regional Jawa Timur tersebut menjadi faktor pendukung
diadakannya penelitian di PT. SHS, khususnya PT. SHS Cabang Pasuruan.
PT. SHS Cabang Pasuruan memiliki target produksi benih padi yang besar
setiap tahunnya sehingga memutuskan untuk mengadakan kerja sama dengan
petani penangkarabenih padi sebagai supplier (pemasok). Namun demikian, kerja
sama antara perusahaan dengan petani-petani mitra tidak terlepas dari adanya
permasalahan. Tidak sedikit petani yang tidak ingin bermitra kembali dengan
perusahaan menjadi salah satu kendala yang membuat perusahaan mencari petani
mitra pada areal kerja sama yang baru.. Ketidakinginan petani untuk bekerja sama
kembali tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan yang salah satu
contohnya adalah permasalahan pembayaran. Pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan kepada petani sering tidak tepat waktu akibat lamanya pencairan dana
dari kantor pusat SHS di Jakarta. Hal ini membuat para petani mitra merasa
dirugikan dan memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama.
Hubungan yang kurang baik antara PT. SHS Cabang Pasuruan dan petani
mitra sebagai pemasok benih padi bagi perusahaan dapat berdampak pada
terhambatnya aktivitas rantai pasok benih padi perusahaan khususnya dalam hal
penyediaan bahan input produksi yang berakibat pada penurunan produksi benih
padi. Dengan demikian, penting untuk dilakukan identifikasi penerapan unsurunsur Supplier Relationship Management (SRM) dalam aktivitas rantai pasok
benih padi perusahaan beserta tingkat keeratan hubungan antara perusahaan
dengan petani mitra, sebagaimana hal tersebut merupakan tujuan penelitian ini.
Penelitian dilaksanakan di PT. SHS Cabang Pasuruan dengan teknik
penentuan secara purposive (sengaja). Penentuan responden penelitian jugavi
dilaksanakan secara purposive sampling yang terdiri dari 1 responden perusahaan,
5 responden petani mitra tingkat I, dan secara snowball sampling yang terdiri dari
12 responden petani mitra tingkat II. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan pengumpulan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan
analisis statistika deskriptif dan analisa statistika inferensia dengan korelasi rank
Spearman.
Penelitian ini menganalisis penerapan unsur-unsur Supplier Relationship
Management (SRM) yang terdiri dari 3 konsep, 8 indikator, dan 27 variabel.
Konsep yang digunakan adalah seleksi supplier berkualitas, integrasi supplier,
dan efektivitas proses pembelian. Setiap konsep terdiri atas beberapa indikator.
Indikator dari konsep seleksi supplier berkualitas, yakni kinerja supplier dan
proses seleksi supplier. Indikator dari konsep integrasi supplier, yakni koordinasi
supplier, integrasi informasi, hubungan organisasional, penggunaan teknologi dan
informasi. Indikator dari konsep efektivitas proses pembelian, yakni efektivitas
komunikasi mengenai produksi dan efektivitas administrasi kontrak.
Setiap indikator memiliki beberapa variabel masing-masing. Variabel dari
indikator kinerja supplier terdiri dari harapan terhadap kinerja, strategi
memperoleh produk berkualitas, prosedur pengukuran kinerja, kesesuaian barang
dengan kriteria pengiriman. Variabel dari indikator proses seleksi supplier terdiri
dari kriteria pemilihan, prosedur standar penyeleksian, sistem umpan
balik/feedback, keefektifan negoisasi, kontrak standar. Variabel dari indikator
koordinasi supplier terdiri dari koordinasi meningkatkan proses operasi
perusahaan, pengambilan keputusan tidak terduga, informasi pasokan tambahan.
Variabel dari indikator integrasi informasi adalah berbagi informasi, peramalan
terhadap usaha, sarana komunikasi, dan keefektifan proses komunikasi.
Variabel dari indikator hubungan organisasional adalah cara menjaga
komunikasi, berbagi resiko, kesamaan tujuan usaha dan strategi mencapai tujuan
usaha. Variabel dari indikator penggunaan teknologi dan informasi terdiri dari
jenis sistem informasi, keefektifan sistem informasi, dan perbaikan sistem
informasi. Variabel dari indikator efektivitas komunikasi mengenai produksi
terdiri dari daftar spesifikasi produk dan spesifikasi dan kuantitas yang tepat untuk
pembelian. Variabel dari indikator efektivitas administrasi kontrak adalah
pemeriksaan dan verifikasi produk sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
prosedur pembayaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang
cenderung dipertimbangkan karena penerapan yang sesuai dalam hubungan kerja
sama antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra, sebaliknya terdapat
beberapa variabel yang cenderung tidak dipertimbangkan karena kurang sesuai.
Variabel-variabel yang cenderung dipertimbangkan untuk diterapkan dalam
hubungan kerja sama antara perusahaan dan petani mitra tingkat I berjumlah 14
dari 27 variabel yang dianalisis, yakni strategi memperoleh benih padi berkualitas,
prosedur pengukuran kinerja, sistem umpan balik/feedback, kontrak standar,
koordinasi meningkatkan proses operasi perusahaan, berbagi informasi,
peramalan terhadap usaha, sarana komunikasi, kesamaan tujuan usaha, jenis
sistem informasi, daftar spesifikasi produk, spesifikasi dan kuantitas yang tepat
untuk pembelian, pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, dan prosedur pembayaran.vii
Variabel-variabel yang cenderung dipertimbangkan untuk diterapkan dalam
hubungan kerja sama antara petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat II
berjumlah 14 dari 23 variabel yang dianalisis, yakni strategi memperoleh benih
padi berkualitas, kesesuaian benih padi dengan kriteria pengiriman, sistem umpan
balik/feedback, kontrak standar, koordinasi meningkatkan proses operasi
perusahaan, berbagi informasi, sarana komunikasi, keefektifan komunikasi, cara
menjaga komunikasi, kesamaan tujuan usaha, strategi mencapai tujuan usaha,
daftar spesifikasi produk, pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, dan prosedur pembayaran. Beberapa variabel dalam
penelitian Pasutham (2012) yang penerapannya sesuai dengan hubungan kerja
sama antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I adalah
kualitas produk, ruang lingkup yang jelas serta spesifikasi dan kriteria untuk
seleksi, rencana produksi peramalan permintaan bersama merancang dan
memelihara saluran komunikasi inspeksi dan verifikasi.
Hubungan antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I
memiliki tingkat keeratan yang cukup berarti atau sedang (berdasarkan koefisien
korelasi senilai 0,438) dan bersifat searah (berdasarkan koefisien korelasi yang
bernilai positif). Beberapa variabel yang menjadi penyebab keeratan hubungan
yang cukup atau sedang antara keduanya adalah kontrak standar, koordinasi
meningkatkan proses operasi usaha, prosedur pengukuran kinerja, sistem
informasi pembayaran, dan prosedur pembayaran. Hubungan antara petani mitra
tingkat I dan petani mitra tingkat II memiliki tingkat keeratan yang tinggi atau
kuat berdasarkan koefisien korelasi senilai 0,809 dan bersifat searah.
Pertimbangan petani mitra untuk menerima kerja sama kembali dengan
perusahaan apabila diberi tawaran adalah kebutuhan petani mitra akan benih padi
yang berkualitas tinggi.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang Supplier
Relationship Management benih padi di PT. SHS Cabang Pasuruan ini adalah 1)
mempertahankan relasi antara petani mitra tingkat I dan II dengan
mampertahankan variabel yang dipertimbangkan oleh kedua belah pihak untuk
diterapkan dalam kerja sama, yakni strategi memperoleh benih padi berkualitas,
kesesuaian benih padi dengan kriteria pengiriman, sistem umpan balik/feedback,
kontrak standar, koordinasi meningkatkan proses operasi perusahaan, berbagi
informasi, sarana komunikasi, keefektifan komunikasi, cara menjaga komunikasi,
kesamaan tujuan usaha, strategi mencapai tujuan usaha, daftar spesifikasi produk,
pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan, dan prosedur pembayaran, 2) memperbaiki relasi antara perusahaan
dan petani mitra tingkat I dengan memperbaiki variabel yang penerapannya
kurang sesuai dalam hubungan kerja sama kedua belah pihak, yakni kontrak
standar, koordinasi untuk meningkatkan usaha, sistem informasi pembayaran, dan
prosedur pembayaran, 3) PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I
dan II mengadakan pertemuan rutin untuk menjaga hubungan dan komunikasi
kedepannya, 4) PT. SHS Cabang Pasuruan memastikan agar petani mitra tingkat I
dan II memiliki daftar spesifikasi produk benih padi sebagai pegangan dalam
memproduksi benih padi.</description><date>2018-06-08</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><type>Book:Book</type><language>eng</language><identifier>http://repository.ub.ac.id/161777/1/REIZA%20ANASTASIA.pdf</identifier><identifier> Anastasia, Reiza (2018) Analisis Supplier Relationship Management (Srm) Dan Upaya Peningkatan Kontinuitas Pasokan Benih Padi Di Pt. Shs Cabang Pasuruan Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>SKR/FP/2018/291/051804891</relation><recordID>161777</recordID></dc>
|
language |
eng |
format |
Thesis:Thesis Thesis PeerReview:NonPeerReviewed PeerReview Book:Book Book |
author |
Anastasia, Reiza |
title |
Analisis Supplier Relationship Management (Srm) Dan
Upaya Peningkatan Kontinuitas Pasokan Benih Padi Di Pt.
Shs Cabang Pasuruan Jawa Timur |
publishDate |
2018 |
topic |
658.7 Management of materials |
url |
http://repository.ub.ac.id/161777/1/REIZA%20ANASTASIA.pdf http://repository.ub.ac.id/161777/ |
contents |
Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif kini membuat
berbagai perusahaan menyusun bermacam strategi dan taktik bisnis yang lebih
baik dari pesaing bisnisnya (Indrajit & Djokopranoto, 2002). Strategi bisnis
tersebut salah satunya tertuang dalam konsep Supply Chain Management (SCM)
atau manajemen rantai pasok. Dalam SCM, hubungan perusahaan dengan
pemasok dikenal dengan istilah Supplier Relationship Management (SRM) atau
manajemen hubungan pemasok (Chopra & Meindl, 2008). Salah satu perusahaan
dengan core business penyediaan benih padi unggul bersertifikat di Indonesia
adalah PT. SHS (Sang Hyang Seri) (SHS, 2016). PT. SHS merupakan perusahaan
Badan Umum Milik Negara (BUMN) yang ditunjuk oleh pemerintah dalam
penyediaan pasokan benih unggul untuk program benih bersubsidi.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian (2016), dari beberapa Provinsi
yang ada di Indonesia, Provinsi Jawa Timur merupakan penghasil padi tertinggi
pada tahun 2015 dengan jumlah 13.154.967 ton. Dari beberapa kabupaten yang
ada di Provinsi Jawa Timur, kabupaten Pasuruan memiliki tingkat produksi padi
tertinggi ke-6 pada tahun 2015, dengan jumlah 722.642 ton (Kementerian
Pertanian, 2016). Berdasarkan uraian diatas, kondisi strategis yang PT. SHS di
wilayah kerja regional Jawa Timur tersebut menjadi faktor pendukung
diadakannya penelitian di PT. SHS, khususnya PT. SHS Cabang Pasuruan.
PT. SHS Cabang Pasuruan memiliki target produksi benih padi yang besar
setiap tahunnya sehingga memutuskan untuk mengadakan kerja sama dengan
petani penangkarabenih padi sebagai supplier (pemasok). Namun demikian, kerja
sama antara perusahaan dengan petani-petani mitra tidak terlepas dari adanya
permasalahan. Tidak sedikit petani yang tidak ingin bermitra kembali dengan
perusahaan menjadi salah satu kendala yang membuat perusahaan mencari petani
mitra pada areal kerja sama yang baru.. Ketidakinginan petani untuk bekerja sama
kembali tersebut disebabkan oleh beberapa permasalahan yang salah satu
contohnya adalah permasalahan pembayaran. Pembayaran yang dilakukan oleh
perusahaan kepada petani sering tidak tepat waktu akibat lamanya pencairan dana
dari kantor pusat SHS di Jakarta. Hal ini membuat para petani mitra merasa
dirugikan dan memilih untuk tidak melanjutkan kerja sama.
Hubungan yang kurang baik antara PT. SHS Cabang Pasuruan dan petani
mitra sebagai pemasok benih padi bagi perusahaan dapat berdampak pada
terhambatnya aktivitas rantai pasok benih padi perusahaan khususnya dalam hal
penyediaan bahan input produksi yang berakibat pada penurunan produksi benih
padi. Dengan demikian, penting untuk dilakukan identifikasi penerapan unsurunsur Supplier Relationship Management (SRM) dalam aktivitas rantai pasok
benih padi perusahaan beserta tingkat keeratan hubungan antara perusahaan
dengan petani mitra, sebagaimana hal tersebut merupakan tujuan penelitian ini.
Penelitian dilaksanakan di PT. SHS Cabang Pasuruan dengan teknik
penentuan secara purposive (sengaja). Penentuan responden penelitian jugavi
dilaksanakan secara purposive sampling yang terdiri dari 1 responden perusahaan,
5 responden petani mitra tingkat I, dan secara snowball sampling yang terdiri dari
12 responden petani mitra tingkat II. Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara dan pengumpulan data sekunder. Analisis data dilakukan dengan
analisis statistika deskriptif dan analisa statistika inferensia dengan korelasi rank
Spearman.
Penelitian ini menganalisis penerapan unsur-unsur Supplier Relationship
Management (SRM) yang terdiri dari 3 konsep, 8 indikator, dan 27 variabel.
Konsep yang digunakan adalah seleksi supplier berkualitas, integrasi supplier,
dan efektivitas proses pembelian. Setiap konsep terdiri atas beberapa indikator.
Indikator dari konsep seleksi supplier berkualitas, yakni kinerja supplier dan
proses seleksi supplier. Indikator dari konsep integrasi supplier, yakni koordinasi
supplier, integrasi informasi, hubungan organisasional, penggunaan teknologi dan
informasi. Indikator dari konsep efektivitas proses pembelian, yakni efektivitas
komunikasi mengenai produksi dan efektivitas administrasi kontrak.
Setiap indikator memiliki beberapa variabel masing-masing. Variabel dari
indikator kinerja supplier terdiri dari harapan terhadap kinerja, strategi
memperoleh produk berkualitas, prosedur pengukuran kinerja, kesesuaian barang
dengan kriteria pengiriman. Variabel dari indikator proses seleksi supplier terdiri
dari kriteria pemilihan, prosedur standar penyeleksian, sistem umpan
balik/feedback, keefektifan negoisasi, kontrak standar. Variabel dari indikator
koordinasi supplier terdiri dari koordinasi meningkatkan proses operasi
perusahaan, pengambilan keputusan tidak terduga, informasi pasokan tambahan.
Variabel dari indikator integrasi informasi adalah berbagi informasi, peramalan
terhadap usaha, sarana komunikasi, dan keefektifan proses komunikasi.
Variabel dari indikator hubungan organisasional adalah cara menjaga
komunikasi, berbagi resiko, kesamaan tujuan usaha dan strategi mencapai tujuan
usaha. Variabel dari indikator penggunaan teknologi dan informasi terdiri dari
jenis sistem informasi, keefektifan sistem informasi, dan perbaikan sistem
informasi. Variabel dari indikator efektivitas komunikasi mengenai produksi
terdiri dari daftar spesifikasi produk dan spesifikasi dan kuantitas yang tepat untuk
pembelian. Variabel dari indikator efektivitas administrasi kontrak adalah
pemeriksaan dan verifikasi produk sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
prosedur pembayaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa variabel yang
cenderung dipertimbangkan karena penerapan yang sesuai dalam hubungan kerja
sama antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra, sebaliknya terdapat
beberapa variabel yang cenderung tidak dipertimbangkan karena kurang sesuai.
Variabel-variabel yang cenderung dipertimbangkan untuk diterapkan dalam
hubungan kerja sama antara perusahaan dan petani mitra tingkat I berjumlah 14
dari 27 variabel yang dianalisis, yakni strategi memperoleh benih padi berkualitas,
prosedur pengukuran kinerja, sistem umpan balik/feedback, kontrak standar,
koordinasi meningkatkan proses operasi perusahaan, berbagi informasi,
peramalan terhadap usaha, sarana komunikasi, kesamaan tujuan usaha, jenis
sistem informasi, daftar spesifikasi produk, spesifikasi dan kuantitas yang tepat
untuk pembelian, pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, dan prosedur pembayaran.vii
Variabel-variabel yang cenderung dipertimbangkan untuk diterapkan dalam
hubungan kerja sama antara petani mitra tingkat I dan petani mitra tingkat II
berjumlah 14 dari 23 variabel yang dianalisis, yakni strategi memperoleh benih
padi berkualitas, kesesuaian benih padi dengan kriteria pengiriman, sistem umpan
balik/feedback, kontrak standar, koordinasi meningkatkan proses operasi
perusahaan, berbagi informasi, sarana komunikasi, keefektifan komunikasi, cara
menjaga komunikasi, kesamaan tujuan usaha, strategi mencapai tujuan usaha,
daftar spesifikasi produk, pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan, dan prosedur pembayaran. Beberapa variabel dalam
penelitian Pasutham (2012) yang penerapannya sesuai dengan hubungan kerja
sama antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I adalah
kualitas produk, ruang lingkup yang jelas serta spesifikasi dan kriteria untuk
seleksi, rencana produksi peramalan permintaan bersama merancang dan
memelihara saluran komunikasi inspeksi dan verifikasi.
Hubungan antara PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I
memiliki tingkat keeratan yang cukup berarti atau sedang (berdasarkan koefisien
korelasi senilai 0,438) dan bersifat searah (berdasarkan koefisien korelasi yang
bernilai positif). Beberapa variabel yang menjadi penyebab keeratan hubungan
yang cukup atau sedang antara keduanya adalah kontrak standar, koordinasi
meningkatkan proses operasi usaha, prosedur pengukuran kinerja, sistem
informasi pembayaran, dan prosedur pembayaran. Hubungan antara petani mitra
tingkat I dan petani mitra tingkat II memiliki tingkat keeratan yang tinggi atau
kuat berdasarkan koefisien korelasi senilai 0,809 dan bersifat searah.
Pertimbangan petani mitra untuk menerima kerja sama kembali dengan
perusahaan apabila diberi tawaran adalah kebutuhan petani mitra akan benih padi
yang berkualitas tinggi.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian tentang Supplier
Relationship Management benih padi di PT. SHS Cabang Pasuruan ini adalah 1)
mempertahankan relasi antara petani mitra tingkat I dan II dengan
mampertahankan variabel yang dipertimbangkan oleh kedua belah pihak untuk
diterapkan dalam kerja sama, yakni strategi memperoleh benih padi berkualitas,
kesesuaian benih padi dengan kriteria pengiriman, sistem umpan balik/feedback,
kontrak standar, koordinasi meningkatkan proses operasi perusahaan, berbagi
informasi, sarana komunikasi, keefektifan komunikasi, cara menjaga komunikasi,
kesamaan tujuan usaha, strategi mencapai tujuan usaha, daftar spesifikasi produk,
pemeriksaan dan verifikasi produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan, dan prosedur pembayaran, 2) memperbaiki relasi antara perusahaan
dan petani mitra tingkat I dengan memperbaiki variabel yang penerapannya
kurang sesuai dalam hubungan kerja sama kedua belah pihak, yakni kontrak
standar, koordinasi untuk meningkatkan usaha, sistem informasi pembayaran, dan
prosedur pembayaran, 3) PT. SHS Cabang Pasuruan dengan petani mitra tingkat I
dan II mengadakan pertemuan rutin untuk menjaga hubungan dan komunikasi
kedepannya, 4) PT. SHS Cabang Pasuruan memastikan agar petani mitra tingkat I
dan II memiliki daftar spesifikasi produk benih padi sebagai pegangan dalam
memproduksi benih padi. |
id |
IOS4666.161777 |
institution |
Universitas Brawijaya |
affiliation |
mill.onesearch.id fkp2tn.onesearch.id |
institution_id |
30 |
institution_type |
library:university library |
library |
Perpustakaan Universitas Brawijaya |
library_id |
480 |
collection |
Repository Universitas Brawijaya |
repository_id |
4666 |
subject_area |
Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia* |
city |
MALANG |
province |
JAWA TIMUR |
shared_to_ipusnas_str |
1 |
repoId |
IOS4666 |
first_indexed |
2021-10-28T06:46:33Z |
last_indexed |
2021-10-28T07:46:20Z |
recordtype |
dc |
_version_ |
1751455988862418944 |
score |
17.538404 |