Model Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Darat untuk Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah di Provinsi Riau

Main Author: Maulana, Surya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/160966/
ctrlnum 160966
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/160966/</relation><title>Model Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Darat untuk Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah di Provinsi Riau</title><creator>Maulana, Surya</creator><subject>354.7 Public administration of commerce, communications, transportation</subject><description> &#xD; Provinsi Riau&#x2014;yang mempunyai 12 kabupaten/kota&#x2014;menghadapi masalah ketimpangan antarwilayah dan kurangnya infrastruktur transportasi darat. Dengan membagi Provinsi Riau menjadi empat wilayah&#x2014;yaitu Utara, Selatan, Barat, dan Timur, penelitian ini (1) melakukan analisis ketimpangan antarwilayah, (2) merancang model perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi darat untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah tersebut, dan (3) menentukan prioritas lokasi pembangunan infrastruktur transportasi darat. Tujuan pertama dicapai melalui analisis deskriptif, analisis regresi, dan analisis korelasi; sedangkan tujuan kedua dan ketiga dicapai dengan menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP). &#xD; Untuk kepadatan transportasi barang, indeks Williamson-nya sebesar 0,3456 dan sedangkan untuk kepadatan transportasi penumpang sebesar 0,8853. Ini menunjukkan transportasi penumpang jauh lebih timpang dibanding transportasi barang. Pengukuran ketimpangan pendapatan dengan menggunakan indeks Williamson untuk PDRB/kapita di Provinsi Riau sangat tinggi, yaitu sebesar 0,80. Angka ini membuktikan bahwa ada ketimpangan dalam distribusi pendapatan di Provinsi Riau. Analisis regresi menghasilkan hubungan negatif signifikan antara transportasi ( AKSES ) dan ketimpangan ( GAP ). Ini berarti transportasi dapat mengurangi ketimpangan antarwilayah. Analisis korelasi memperkuat hubungan itu, bahwa transportasi (arus barang, arus penumpang, dan panjang jalan) berpengaruh positif terhadap PDRB, serta berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Dari hasil analisis dengan metode AHP, diperoleh urutan (ranking) pentingnya kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu: kriteria layanan transportasi (KLT) dengan nilai 0,214; kriteria sumber pembiayaan (KSP) dengan nilai 0,165; kriteria besarnya biaya (KBB) dengan nilai 0,148; kriteria pembangunan ekonomi (KPE) dengan nilai 0,132; kriteria kondisi jalan (KKJ) dengan nilai 0,127; kriteria sosial (KS) dengan nilai 0,120; dan kriteria kondisi tanah (KKT) dengan nilai 0,094. Wilayah yang menjadi prioritas utama adalah Provinsi Riau bagian Timur. &#xD; Pemerintah Provinsi Riau perlu segera membangun jalan baru dan/atau memperbaiki jalan yang rusak, utamanya di wilayah Timur, yaitu: Kab. Siak, Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Kepulauan Meranti, dan Kab. Indragiri Hilir. Sebab, wilayah Timur merupakan tulang punggung perekonomian Provinsi Riau. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan antarwilayah di Provinsi Riau. &#xD; </description><date>2014-09-13</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Maulana, Surya (2014) Model Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Darat untuk Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah di Provinsi Riau. Doctor thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>DES/354.77/MAU/m/061407755</relation><recordID>160966</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Maulana, Surya
title Model Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Transportasi Darat untuk Mengurangi Ketimpangan Antar Wilayah di Provinsi Riau
publishDate 2014
topic 354.7 Public administration of commerce
communications
transportation
url http://repository.ub.ac.id/160966/
contents Provinsi Riau—yang mempunyai 12 kabupaten/kota—menghadapi masalah ketimpangan antarwilayah dan kurangnya infrastruktur transportasi darat. Dengan membagi Provinsi Riau menjadi empat wilayah—yaitu Utara, Selatan, Barat, dan Timur, penelitian ini (1) melakukan analisis ketimpangan antarwilayah, (2) merancang model perencanaan pembangunan infrastruktur transportasi darat untuk mengurangi ketimpangan antarwilayah tersebut, dan (3) menentukan prioritas lokasi pembangunan infrastruktur transportasi darat. Tujuan pertama dicapai melalui analisis deskriptif, analisis regresi, dan analisis korelasi; sedangkan tujuan kedua dan ketiga dicapai dengan menggunakan metode analytic hierarchy process (AHP). Untuk kepadatan transportasi barang, indeks Williamson-nya sebesar 0,3456 dan sedangkan untuk kepadatan transportasi penumpang sebesar 0,8853. Ini menunjukkan transportasi penumpang jauh lebih timpang dibanding transportasi barang. Pengukuran ketimpangan pendapatan dengan menggunakan indeks Williamson untuk PDRB/kapita di Provinsi Riau sangat tinggi, yaitu sebesar 0,80. Angka ini membuktikan bahwa ada ketimpangan dalam distribusi pendapatan di Provinsi Riau. Analisis regresi menghasilkan hubungan negatif signifikan antara transportasi ( AKSES ) dan ketimpangan ( GAP ). Ini berarti transportasi dapat mengurangi ketimpangan antarwilayah. Analisis korelasi memperkuat hubungan itu, bahwa transportasi (arus barang, arus penumpang, dan panjang jalan) berpengaruh positif terhadap PDRB, serta berpengaruh negatif terhadap kemiskinan. Dari hasil analisis dengan metode AHP, diperoleh urutan (ranking) pentingnya kriteria-kriteria yang dipertimbangkan, yaitu: kriteria layanan transportasi (KLT) dengan nilai 0,214; kriteria sumber pembiayaan (KSP) dengan nilai 0,165; kriteria besarnya biaya (KBB) dengan nilai 0,148; kriteria pembangunan ekonomi (KPE) dengan nilai 0,132; kriteria kondisi jalan (KKJ) dengan nilai 0,127; kriteria sosial (KS) dengan nilai 0,120; dan kriteria kondisi tanah (KKT) dengan nilai 0,094. Wilayah yang menjadi prioritas utama adalah Provinsi Riau bagian Timur. Pemerintah Provinsi Riau perlu segera membangun jalan baru dan/atau memperbaiki jalan yang rusak, utamanya di wilayah Timur, yaitu: Kab. Siak, Kab. Pelalawan, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Kepulauan Meranti, dan Kab. Indragiri Hilir. Sebab, wilayah Timur merupakan tulang punggung perekonomian Provinsi Riau. Hal ini dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan antarwilayah di Provinsi Riau.
id IOS4666.160966
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-28T06:45:54Z
last_indexed 2021-10-28T07:45:43Z
recordtype dc
_version_ 1751454361326714880
score 17.538404