Desain Eksperimen Taguchi Untuk Mengurangi Cacat Produk Dupa Di Sentra Pembuatan Dupa, Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang
Main Author: | Wiratama, Dewa Made Yudha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1594/1/DEWA%20MADE%20YUDHA%20WIRATAMA.pdf http://repository.ub.ac.id/1594/ |
Daftar Isi:
- Dewasa ini perkembangan industri pembuatan produk dupa atau hiyo yang selanjutnya akan disebut dupa sangat pesat. Hal tersebut disebabkan karena banyaknya permintaan konsumen untuk penggunaan ibadah bagi umat Hindu dan Tionghoa di Indonesia. Selain karena banyaknya permintaan hal lain yang menyebabkan industri pembuatan dupa semakin pesat adalah kemudahan untuk memperoleh bahan baku pembuatan dupa. Salah satu tempat yang memproduksi dupa ini adalah sentra pembuatan dupa di Desa Pandanrejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Berdasarkan data produksi dupa coklat bulan Juli hingga Oktober 2016 dimana rata-rata produk dupa yang dihasilkan per bulan Juli hingga Oktober 2016 adalah sebesar 509,125 kg. Rata-rata jumlah produk cacat yang dihasilkan adalah sebesar 50,625 kg. Besarnya presentase rata-rata produk cacat adalah sebesar 9,6875%. Jumlah kerugian yang diderita per Juli hingga Oktober adalah sebesar Rp 2.430.000. Belum adanya komposisi dan proses pembuatan yang menjadi acuan untuk bahan campuran dan kegiatan produksi, sehingga menyebabkan masih banyaknya terjadi produk yang cacat pada dupa yang dihasilkan merupakan salah satu alasan mengapa masih banyak terjadi produk cacat. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen pembuatan dupa guna melakukan suatu perbaikan mengenai komposisi dan proses yang tepat untuk dapat mengurangi cacat produk dan menghasilkan produk yang kokoh dengan menggunakan metode Taguchi. Metode Taguchi bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses dalam waktu yang bersamaan menekan biaya dan sumber daya seminimal mungkin. Penelitian ini melakukan perhitungan DPMO dan perhitungan level sigma sebagai salah satu tolak ukur bahwa eksperimen berhasil. Karakteristik kualitas yang digunakan adalah Smaller the Better. Adapun 4 faktor berpengaruh yang digunakan dari 9 faktor yang diidentifikasi berpengaruh yang digunakan pada penelitian ini adalah faktor komposisi bahan baku, faktor banyak pencelupan, faktor lama penganginan dan faktor lama penjemuran. Dengan metode Taguchi didapatkan setting level optimal yang terpilih menggunakan orthogonal array L9(34) dengan karakteristik kualitas Smaller The Better maka diperoleh faktor A level 2 (komposisi bahan baku 50% serbuk kayu; 30% serbuk lengket; 20% kalsium), faktor B level 3 (banyak pencelupan 5 kali), faktor C level 1 (lama penganginan 1 menit), serta faktor D level 1 (lama penjemuran 4 jam). Pada eksperimen konfirmasi menunjukkan bahwa eksperimen dapat diterima karena nilai rata-rata dan SNR prediksi maupun pada eksperimen konfirmasi masih berada dalam rentang (beririsan) dengan nilai interval kepercayaan. Pada eksperimen ini nilai DPMO dan level sigma awal diperoleh dari perhitungan data cacat rompal awal setelah identifikasi jenis cacat. Nilai DPMO dan level sigma akhir diperoleh dari perhitungan eksperimen konfirmasi. Adanya perubahan nilai DPMO dan level sigma jenis cacat rompal pada kondisi awal dan kondisi akhir, nilai awal DPMO cacat rompal adalah sebesar 135200 dan nilai akhir DPMO cacat rompal adalah sebesar 90600. Level sigma awal cacat rompal sebesar 2.60 dan level sigma akhir sebesar 2.83.