Analisis Dampak Perubahan Upah Minimum Kabupaten/Kota terhadap Pekerja Sektor Formal-Informal di Propinsi Jawa Timur

Main Author: Wijanarko, Andri
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/155642/
ctrlnum 155642
fullrecord <?xml version="1.0"?> <dc schemaLocation="http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc/ http://www.openarchives.org/OAI/2.0/oai_dc.xsd"><relation>http://repository.ub.ac.id/155642/</relation><title>Analisis Dampak Perubahan Upah Minimum Kabupaten/Kota terhadap Pekerja Sektor Formal-Informal di Propinsi Jawa Timur</title><creator>Wijanarko, Andri</creator><subject>331.2 Conditions of employment</subject><description> &#xD; Penelitian ini meneliti dampak dari perubahan upah minimum kabupaten/kota (UMK) terhadap pasar tenaga kerja, baik formal dan informal, dan bagi seluruh pekerja maupun khusus bagi pekerja wanita dan pria berdasarkan gender. Teori utama yang mendasari penelitian ini adalah dual economy yang mengasumsikan bahwa perekonomian (pasar tenaga kerja) tersegmentasi menjadi sektor formal dan informal. Peningkatan upah minimum akan mengurangi permintaan tenaga kerja di sektor formal dan kemudian kelebihan penawaran tenaga kerja ini akan diserap oleh sektor informal yang tingkat upahnya tidak diatur oleh kebijakan upah minimum, yang pada gilirannya akan mengurangi tingkat upah. &#xD; Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis pertama yang menduga perubahan (kenaikan) Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor formal dan berpengaruh positif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor informal ternyata terbukti. Demikian juga dengan variabel pendidikan yang juga terbukti secara signifikan memiliki dampak terhadap semakin meningkatnya indikasi pekerja untuk bekerja pada pasar kerja formal. Hal tersebut terbukti pada pasar pekerja total (pria dan wanita) dan pasar pekerja pria, sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan teori dual economy. &#xD; Hipotesis kedua yang menduga perubahan (kenaikan) Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor formal dan berpengaruh positif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor informal, baik pada masing-masing pekerja pria maupun pekerja wanita ternyata hanya terbukti pada pekerja pria saja, sedangkan pasar pekerja wanita tidak terbukti karena model pasar kerja wanita tidak signifikan, yang ditunjukkan dengan variabel UMK riil yang memiliki tingkat &#x3B1; = 57,6 persen pada pengujian z (P-Value 0,576). Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita mempertimbangkan opportunity cost ketika akan bekerja terkait dengan fungsi domestik sebagai pengasuh anak dan mengurus rumah. &#xD; </description><date>2011-07-12</date><type>Thesis:Thesis</type><type>PeerReview:NonPeerReviewed</type><identifier> Wijanarko, Andri (2011) Analisis Dampak Perubahan Upah Minimum Kabupaten/Kota terhadap Pekerja Sektor Formal-Informal di Propinsi Jawa Timur. Magister thesis, Universitas Brawijaya. </identifier><relation>TES/331.23/WIJ/a/041200046</relation><recordID>155642</recordID></dc>
format Thesis:Thesis
Thesis
PeerReview:NonPeerReviewed
PeerReview
author Wijanarko, Andri
title Analisis Dampak Perubahan Upah Minimum Kabupaten/Kota terhadap Pekerja Sektor Formal-Informal di Propinsi Jawa Timur
publishDate 2011
topic 331.2 Conditions of employment
url http://repository.ub.ac.id/155642/
contents Penelitian ini meneliti dampak dari perubahan upah minimum kabupaten/kota (UMK) terhadap pasar tenaga kerja, baik formal dan informal, dan bagi seluruh pekerja maupun khusus bagi pekerja wanita dan pria berdasarkan gender. Teori utama yang mendasari penelitian ini adalah dual economy yang mengasumsikan bahwa perekonomian (pasar tenaga kerja) tersegmentasi menjadi sektor formal dan informal. Peningkatan upah minimum akan mengurangi permintaan tenaga kerja di sektor formal dan kemudian kelebihan penawaran tenaga kerja ini akan diserap oleh sektor informal yang tingkat upahnya tidak diatur oleh kebijakan upah minimum, yang pada gilirannya akan mengurangi tingkat upah. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa hipotesis pertama yang menduga perubahan (kenaikan) Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor formal dan berpengaruh positif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor informal ternyata terbukti. Demikian juga dengan variabel pendidikan yang juga terbukti secara signifikan memiliki dampak terhadap semakin meningkatnya indikasi pekerja untuk bekerja pada pasar kerja formal. Hal tersebut terbukti pada pasar pekerja total (pria dan wanita) dan pasar pekerja pria, sehingga dapat disimpulkan sesuai dengan teori dual economy. Hipotesis kedua yang menduga perubahan (kenaikan) Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor formal dan berpengaruh positif terhadap jumlah pekerja yang bekerja di sektor informal, baik pada masing-masing pekerja pria maupun pekerja wanita ternyata hanya terbukti pada pekerja pria saja, sedangkan pasar pekerja wanita tidak terbukti karena model pasar kerja wanita tidak signifikan, yang ditunjukkan dengan variabel UMK riil yang memiliki tingkat α = 57,6 persen pada pengujian z (P-Value 0,576). Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita mempertimbangkan opportunity cost ketika akan bekerja terkait dengan fungsi domestik sebagai pengasuh anak dan mengurus rumah.
id IOS4666.155642
institution Universitas Brawijaya
affiliation mill.onesearch.id
fkp2tn.onesearch.id
institution_id 30
institution_type library:university
library
library Perpustakaan Universitas Brawijaya
library_id 480
collection Repository Universitas Brawijaya
repository_id 4666
subject_area Indonesian Language Collection/Kumpulan Karya Umum dalam Bahasa Indonesia*
city MALANG
province JAWA TIMUR
shared_to_ipusnas_str 1
repoId IOS4666
first_indexed 2021-10-27T08:55:46Z
last_indexed 2021-10-28T07:41:40Z
recordtype dc
_version_ 1751454406725861376
score 17.538404