Daftar Isi:
  • Minyak ikan banyak ditemukan dari hasil samping pengalengan ikan terutama saat proses pre-cook. Limbah–limbah tersebut memiliki nilai ekonomis jika dilakukan pengolahan lebih lanjut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar EPA dan DHA minyak hasil samping pengalengan ikan tuna yaitu EPA 7,26% dan DHA 23,77%. Umumnya minyak hasil samping pengalengan tuna dimanfaatkan sebagai suplemen. Suplemen dalam bentuk emulsi lebih diminati oleh anak – anak dibanding bentuk lainnya, alasannya suplemen dalam bentuk emulsi lebih mudah dikonsumsi dan rasanya bervariasi. Minyak ikan tidak larut dalam air dan membutuhkan zat pengemulsi untuk menjadi sediaan yang stabil. Banyak zat pengemulsi yang tersedia dipasaran, salah satunya tween 80. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi proporsi antara konsentrasi minyak ikan dan pengemulsi tween 80 untuk mendapatkan emulsi minyak ikan dengan sifat fisik dan kimia yang baik, juga didapatkan suplemen emulsi minyak ikan yang dapat diterima dengan baik secara organoleptik serta diketahui kadar omega-3 DHA pada emulsifikasi minyak ikan tuna pada beberapa perlakuan terbaik. Metode yang digunakan dalam emulsifikasi minyak ikan dari hasil samping pengalengan ikan tuna ini yaitu Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang tersusun atas 2 faktor yaitu konsentrasi minyak tuna dan konsentrasi tween 80. Faktor I (konsentrasi minyak ikan tuna) terdiri dari 3 level yaitu konsentrasi 10%, 20%, 30% dan faktor II (konsentrasi pengemulsi) terdiri dari 3 level yaitu 1%, 1,5%, 2% sehingga didapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 kali pengulangan. Dari metode tersebut diharapkan diperoleh suplemen minyak ikan dengan kandungan omega 3 DHA yang tinggi dengan perlakuan terbaik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emulsi minyak hasil samping pengalengan ikan tuna mengandung omega 3 DHA sebesar 0,125% atau 125,55 mg/100g pada perlakuan terbaik dimana perlakuan terbaik tersebut didapatkan dari berbagai parameter fisik, kimia dan organoleptik. Selain itu, pH akan turun seiring dengan penambahan konsentrasi tween 80 meskipun tidak signifikan karena terbentuknya atom hidrogen yang dikarenakan adanya tween 80. Kekentalan emulsi dipengaruhi oleh jumlah tween 80 dan minyak ikan tuna yang ditambahkan dimana semakin tinggi tween 80 dan minyak ikan tuna yang ditambahkan semakin tinggi pula tingkat kekentalan emulsi. Warna emulsi minyak ikan tuna dipengaruhi oleh kadar tunaxhantin sejenis karotenoid yang terkandung pada ikan tuna sehingga mempengaruhi nilai kecerahan (L), kemerahan (a), dan kekuningan (b) emulsi minyak ikan tuna. Perlakuan terbaik didapatkan nilai pH sebesar 6,92, viskositas sebesar 572,3 cp, warna (L, a*, b*) sebesar 73,13; 0,42; 22,98. Tingkat kesukaan penelis terhadap emulsi minyak hasil samping pengalengan tuna menunjukkan rata-rata 4-5 (netral-agak suka).