Analisis Postur Kerja pada Proses Produksi Keripik Buah dengan Menggunakan Metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) (Studi Kasus di CV Kajeye Food Malang

Main Author: Aditya, BellaKhanza
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/151390/1/JURNAL.pdf
http://repository.ub.ac.id/151390/2/LAPORAN_SKRIPSI_A5.pdf
http://repository.ub.ac.id/151390/3/LEMBAR_PENGESAHAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/151390/4/LEMBAR_PERSETUJUAN.pdf
http://repository.ub.ac.id/151390/
Daftar Isi:
  • CV Kajeye Food merupakan industri keripik buah yang proses produksinya secara umum masih dilakukan manual dan semi otomatis. Postur kerja seperti duduk, membungkuk, kaki menekuk, dan meregangkan kaki pada proses produksi CV Kajeye Food dapat menyebabkan kelelahan kerja karena postur tersebut dilakukan secara berulang dan periode yang lama, serta berpotensi menyebabkan keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs). Penggunaan fasilitas kerja yang kurang baik dan sikap kerja yang buruk juga berpotensi menimbulkan keluhan MSDs. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penilaian postur kerja selama proses produksi keripik buah CV Kajeye Food dengan menggunakan metode Rapid Entire Body Assessment (REBA), menentukan postur kerja yang menjadi prioritas untuk dilakukan usulan perbaikan, dan memberikan usulan perbaikan postur kerja serta usulan perbaikan fasilitas sesuai dengan hasil penilaian postur kerja. Metode Rapid Entire Body Assessment (REBA) dapat digunakan secara cepat dalam menganalisis postur kerja secara keseluruhan dari pergerakan seluruh bagian tubuh mulai dari leher, punggung, lengan, pergelangan tangan dan kaki pekerja. Metode REBA sesuai untuk penilaian secara langsung terhadap aktivitas seluruh tubuh baik posisi statis maupun dinamis. Hasil penilaian postur kerja dengan metode REBA selanjutnya digunakan untuk pembuatan usulan perbaikan fasilitas dan postur kerja sesuai dengan prioritas postur kerja yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa terdapat 2 kegiatan tergolong dalam level aksi 3 yang berarti perbaikan harus segera dilakukan, 19 kegiatan tergolong dalam level aksi 2 yang berarti perbaikan perlu dilakukan, dan 4 kegiatan tergolong dalam level aksi 1 yang berarti perbaikan mungkin diperlukan. Usulan perbaikan hanya dilakukan pada postur kerja yang termasuk dalam level aksi 2, 3, dan 4. Usulan perbaikan fasilitas dilakukan dengan melakukan perubahan dan penambahan pada fasilitas, baik secara ukuran, bahan, maupun desain. Usulan perbaikan postur kerja menyesuaikan dengan usulan fasilitas agar memberikan kondisi kerja yang nyaman dan ergonomis sehingga meminimalkan resiko keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja