Daftar Isi:
  • Industri teh merupakan salah satu produk yang memiliki daya jual tinggi pada beberapa negara.Volume perkembangan ekspor teh hitam di Indonesia pada tahun 2009 – 2010 mengalami penurunan sebesar 5.203 ton atau sekitar 1,58% hal tersebut diakibatkan menurunnya mutu teh hitam yang dipengaruhi oleh jenis petikan yang menentukan mutu akhir berdasarkan bubuk teh kering yang dapat menggulung sempurna dan pengeringan yang bertujuan untuk menghentikan oksidasi enzimatis, menjaga sifat-sifat spesifik teh ketika teh mencapai kualitas optimum. Evaluasi mutu produk teh sering terdapat kerancuan sehingga dilakukan klasifikasi.Klasifikasi setiap kriteria memiliki batas kurang jelas antara kelompok, diperlukan evaluasi sensoris berdasarkan jenis petikan dan suhu pengeringan produksi teh hitam CTC, menggunakan metode logika Fuzzy.Jenis petikan dan suhu pengeringan sebagai input awal untuk menghasilkan output evaluasi pada Kenampakan (Appearance), Rasa (Liquor) dan warna ampas (Infused Leaf) untuk mengevaluasi kriteria mutu akhir. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai sensori teh hitam CTC berdasarkan jenis petikan dan suhu optimum pengeringan menggunakan logika fuzzy serta mengetahui nilai evaluasi sensori optimum untuk mutu teh hitam CTC jenis Broken Grade 1 (Broken Pecoe, Pecoe Fanning, Pecoe Dust). Logika fuzzy dapat menghasilkan solusi crisp (tegas) yang dijadikan sebagai pembanding para panelis ahli dalam melakukan evaluasi sensori mutu akhir teh hitam CTC, metode centroid menghasilkan prosentasi tertinggi dengan hasil untuk kriteria evaluasi mutu awal Appearance 98.93%, Liquor 99.5% dan Infused Leaf 99.86%. Nilai evaluasi sensori terbaik yang menghasilkan mutu A (Best Quality) diketahui dari input jenis petikan halus di atas 60% dan suhu optimal yaitu antara 80 – 950C