Pengolahan Alang-alang (Imperata cylindrica) Sebagai Bahan Baku Furfural Melalui Pretreatment Pemanasan Resistive

Main Author: Yosua
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/150685/1/A5_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/150685/2/A5_NON_ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/150685/
Daftar Isi:
  • Furfural memiliki aplikasi yang cukup luas dalam beberapa industri. Hingga saat ini seluruh kebutuhan furfural dalam negeri diperoleh melalui impor. Furfural sendiri dapat diperoleh dari bahan-bahan pertanian yang mengandung senyawa pentosan. Alang-alang merupakan tumbuhan rumput menahun yang tersebar hampir di seluruh belahan bumi termasuk di Indonesia. Disamping karena dianggap sebagai gulma, kandungan hemiselulosa yang cukup tinggi yang terkandung membuat alang-alang berpotensi sebagai bahan baku untuk pembuatan furfural. Bahan lignoselulosa umumnya terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Proses pretreatment dilakukan untuk mengkondisikan bahan-bahan lignoselulosa dengan memecah dan menghilangkan kandungan lignin serta meningkatkan porositas bahan. Salah satu inovasi pretreatment pada bahan lignoselulosa adalah dengan pemberian pemanasan resistive. Sejauh ini metode resistive heating hanya sebatas pada makanan dan belum diketahui pengaruhnya terhadap pretreatment pada bahan lignoselulosa pada proses pembuatan furfural. Pada penelitian ini, penulis bermaksud untuk mengetahui pengaruh proses pretreatment resistive heating pada proses pembuatan furfural dari bahan alang-alang dan juga untuk mengetahui karakter furfural yang dihasilkan. Penelitian dibagi ix menjadi dua, yakni dilakukan tanpa melalui tahap pretreatment pemanasan resistive dengan variasi pada bagian alang-alang yang diproses, yakni bagian daun dan batang dan dengan melalui tahap pretreatment pemanasan resistive dengan variasi konsentrasi larutan NaOH (0,01; 0,05; 0,09 M) dan suhu pretreatment (65, 75, 85 oC). Hasil penelitian menunjukan bahwa pretreatment pemanasan resistive dapat menghasilkan rendemen furfural yang lebih banyak dibanding dengan rendemen tanpa pretreatment. Konsentrasi NaOH dan suhu pretreatment juga berpengaruh terhadap jumlah rendemen furfural hasil hidrolisis. Perlakuan terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan suhu pemanasan 65oC dengan konsentrasi NaOH 0,01 M, dengan rata-rata rendemen furfural sebanyak 7,34%. Karakteristik furfural hasil sintesis alang-alang identik dengan karakteristik furfural standar, yakni memiliki nilai λmaks berkisar antara 271,00-271,50 nm, memiliki gugus fungsi furfural seperti C-H aromatis, C-H aldehid, C=O aldehid, C=C aromatis, bending C-H aldehid, dan C-O-C, dan memiliki kemurnian diatas 91,75%.