Daftar Isi:
  • KSU Brosem merupakan salah satu perusahaan kecil di Batu yang menghasilkan produk sari apel, jenang apel serta kripik buah dalam kemasan secara home industry. Seiring dengan berjalanya waktu dan perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin pesat, terdapat banyak pesaing yang juga memproduksi sari buah apel. Maka dari itu, KSU Brosem harus mampu bersaing dengan perusahaan lain dengan cara menerapkan pengendalian mutu produk jadi sari apel untuk menghindari produk yang cacat agar kualitas produk jadi tetap terjaga. Dalam setiap kali produksi sari apel ini, selalu terjadi kerusakan/cacat yang dapat mempengaruhi mutu dari produk sari apel itu sendiri. Kerusakan produk sari apel terjadi akibat dari beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya mulai dari pemilihan bahan baku, proses produksi sampai ke proses pengemasan. Dari faktor-faktor yang ada tersebut, terdapat faktor yang paling berpengaruh pada kualitas produk akhir. Adanya permasalahan tersebut, maka metode yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan Six-Sigma dan Fuzzy ME-MCDM. Six sigma merupakan sebuah metodologi terstruktur untuk memperbaiki proses yang difokuskan pada usaha mengurangi variasi proses (process variances) sekaligus mengurangi cacat (produk/jasa yang tidak memenuhi spesifikasi) dengan menggunakan statistik dan problem solving tools secara intensif. Dari sekian banyak cara untuk pengambilan keputusan, cara yang lebih cepat dan murah adalah dengan menggunakan Fuzzy. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Multi Criteria Decision Making (MCDM) yakni pengambilan keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu atas dasar performansi umum dalam bermacam kriteria (atribut) yang ditentukan oleh pengambil keputusan (para pakar). Dari hasil penelitian didapatkan nilai sigma sebesar 3,39 pada proses pengemasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses dapat dikategorikan sudah baik dan berada di rata-rata industri Indonesia. Nilai kapabilitas proses didapatkan nilai sebesar 81,1 %. Faktor-faktor yang menyebabkan ketidaksesuaian produk sari apel pada proses sealing secara berturut-turut adalah kelalaian pekerja, mesin kuraang perawatan, pemasangan cup kurang tepat, kurang pengawasan, kurang pencahayaan dan ruangan terlalu sempit. Usulan perbaikan yang memiliki nilai tertinggi adalah dengan melakukan pelatihan pada pekerja secara menyeluruh, kemudian usulan selanjutnya bernilai sedang adalah dengan melakukan perawatan mesin secara berkala dan memperbaiki fasilitas kerja. Usulan bernilai rendah adalah dengan membentuk tim monitoring dan membuat SOP secara terperinci