Material Requirement Planning (Mrp) Menggunakan Perbandingan Metode Lot Sizing Dalam Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dan Bahan Pengemas (Studi Kasus Pada Industri Tahu Rds Singosari, Malang)
Main Author: | Purnama, CahyanHendy |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150081/1/BAB_V.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/2/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/3/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/3/RINGKASAN.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/4/BAB_I.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/5/BAB_II.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/6/BAB_III.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/7/BAB_IV.pdf http://repository.ub.ac.id/150081/ |
Daftar Isi:
- Industri Tahu RDS merupakan sebuah UKM yang memproduksi tahu yang berlokasi di Singosari, Malang. Industri Tahu RDS memiliki kapasitas produksi sebesar 210 kg kedelai per hari, dengan dua jenis ukuran tahu yaitu tahu besar dan kecil. Bahan baku pembuatan tahu adalah kedelai jenis kedelai putih dan cuka tahu 98-99%, serta bahan baku pengemas yaitu plastik jenis Polyvinyl chloride. Untuk memenuhi ketersediaan bahan baku,perlu dilakukan perencanaan yang tepat. Tujuan penelitian ini untuk merencanakan kebutuhan dan jumlah pemesanan bahan baku dan bahan pengemas, serta menentukan metode lot sizing yang tepat dalam perencanaan material di Industri Tahu RDS. Perencanaan kebutuhan material diawali dengan peramalan penjualan tahu. Peramalan dilakukan dengan menggunakan tiga metode peramalan yaitu exponential smoothing, ARIMA, dan expert modeler. Perencanaan kebutuhan material ldilakukan dengan membandingkan 2 metode lot sizing, yaitu Lot For Lot (LFL), dan Economic Order Quantity (EOQ) serta membandingkan metode pemesanan yang selama ini dilakukan perusahaan. Berdasarkan hasil peramalan, metode exponential smoothing memiliki error peramalan terkecil untuk masing-masing ukuran tahu. Sehingga metode tersebut digunakan dalam penelitian ini.Berdasarkan perhitungan MRP, metode LFL memberikan biaya persediaan paling minimal di antara metode lot sizing lainnya, dengan total biaya persediaan Rp 296,653,804.-. Biaya persediaan yang diterapkan oleh perusahaan selama ini sebesar Rp 327,946,016.-. Perusahaan dapat menghemat biaya persediaan sebesar Rp 31.292.211.- apabila metode LFL diterapkan