Pengaruh Proporsi Buah Air dan Lama Pemanasan terhadap Aktivitas Antioksidan Sari Buah Kedondong (Spondias dulcis)
Main Author: | Rakhmawati, Rahayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/150013/1/BAB_1-5_SKRIPSI.pdf http://repository.ub.ac.id/150013/2/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/150013/2/COVER_PENELITIAN_Spondias.pdf http://repository.ub.ac.id/150013/3/2._PERSETUJUAN_DAN_PENGESAHAN_kedondong.pdf http://repository.ub.ac.id/150013/ |
Daftar Isi:
- Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Banyak tanaman yang tumbuh di negara ini dapat digunakan sebagai obat, salah satunya yaitu kedondong (Spondias dulcis). Beberapa varietas kedondong di berbagai negara digunakan untuk mengobati penyakit diuretik, sebagai pembersih darah, mencegah sariawan, antibakteri, serta mencegah mual dan muntah. Karena kemampuannya tersebut, diduga kedondong mempunyai aktivitas sebagai sumber antioksidan. Antioksidan alami dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik. Pemanfaatan kedondong di Indonesia saat ini hanya sebatas untuk dikonsumsi sebagai buah segar seperti pada rujak dan dijadikan manisan. Untuk meningkatkan daya terima masyarakat terhadap kedondong, salah satunya dengan mengolah kedondong menjadi sari buah. Formulasi bahan yang tepat dan proses panas yang diterapkan pada pengolahan sari buah turut mempengaruhi kestabilan antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi buah:air dan lama pemanasan terhadap aktivitas antioksidan sari buah kedondong (Dulcis spondias). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua faktor, yaitu faktor I adalah proporsi bahan : air (1 : 2, 1 : 4, 1 : 6) dan faktor II yaitu lama pemanasan (2.5 , 5 , 7.5 menit). Dari kedua faktor diperoleh 9 kombinasi dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 satuan percobaan. Data dianalisa dengan metode analisa ragam (ANOVA) dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) atau Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5% bila terdapat beda nyata pada perlakuan. Pemilihan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode multiple attribute (Zeleny, 1982). Hasil penelitian menunjukkan sari buah kedondong terbaik dari segi fisik, kimia, dan oranganoleptik diperoleh pada perlakuan proporsi buah dengan air 1:2 (b/v) dan lama pemanasan 2,5 menit. Sari buah kedondong tersebut memiliki aktivitas antioksidan DPPH 91,49 %, total fenol 143,96 mg GAE/100ml, kadar vitamin C 22 mg/100ml, total asam 0,82 %, pH 3,17, total padatan terlarut 10,40 ̊Brix, derajat kecerahan (L) sebesar 35,73 dan derajat kekuningan (b*) sebesar 16,10 , dengan tingkat skor kesukaan terhadap warna 3,95 (agak menyukai), aroma 3,95 (agak menyukai), rasa 3,95 (agak menyukai), dan kenampakan 4,05 (menyukai).