Produksi Bahan Pakan Ternak dari Ampas Tahu dengan Fermentasi Menggunakan EM4 (Kajian pH Awal dan Lama Waktu Fermentasi)
Main Author: | Tifani, MuhammadAnjang |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 1900
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149860/1/M_Anjang_Tifani_0911030104.pdf http://repository.ub.ac.id/149860/ |
Daftar Isi:
- Ampas tahu merupakan hasil sampingan yang diperoleh dari proses pembuatan tahu kedelai. Ampas tahu dapat dijadikan sebagai bahan pakan karena mengandung protein kasar sebesar 27,55%, lemak 4,93%, dan serat kasar 23,58%. Tetapi asam amino yang rendah dan serat kasar yang tinggi biasanya menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya sebagai pakan. Proses fermentasi dengan EM4 diperlukan Untuk menurunkan serat kasar dan meningkatkan nilai nutrisi pada ampas tahu. Beragamnya mikroorganisme pada EM4 menyebabkan pH untuk menumbuhkan mikroorganisme menjadi berbeda dan waktu fermentasi berfariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya. Perlu dilakukan penelitian terhadap pH awal dan lama waktu fermentasi ampas tahu. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan kombinasi pH awal dan lama waktu fermentasi dengan EM4 yang tepat untuk menghasilkan bahan pakan ternak sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI) untuk bungkil kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan faktor pertama adalah pH awal terdiri dari 3 level yaitu pH 5, pH 6, pH 7, dan faktor kedua adalah lama waktu fermentasi terdiri dari 3 level yaitu 12 jam, 24 jam, 48 jam. Hasil analisis ragam (ANNOVA) menunjukkan bahwa perlakuan pH awal dan lama waktu fermentasi berpengaruh nyata terhadap kadar protein kasar, serat kasar, kadar air dan rendemen, serta ada interaksi antar keduanya. Kombinasi perlakuan terbaik yaitu pH awal 6 dan lama waktu fermentasi 12 jam yang menghasilkan kadar serat kasar sebesar 3,292%, kadar protein kasar sebesar 15,354%, kadar air sebesar 10,507% dan rendemen sebesar 21,654%. Perlakuan tersebut belum memenuhi standar yang disyaratkan oleh SNI untuk kadar protein tetapi untuk kadar serat kasar dan kadar air telah memenuhi standar yang disyaratkan oleh SNI.