Karakteristik Sirup Jahe Nira Kelapa Terfermentasi Delapan Jam (Kajian Jenis dan Konsentrasi Sari Jahe)
Main Author: | Febriyanti, Rizky |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149852/1/bab_1-3_prin.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/2/COVER-DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/3/BAB_4-5_fix_print.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/4/cover.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/5/DAPUS.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/6/Lampiran_prosedur_analisa.pdf http://repository.ub.ac.id/149852/ |
Daftar Isi:
- Tanaman kelapa memiliki banyak manfaat mulai dari ujung daun sampai ujung akarnya dapat dimanfaatkan. Menurut data Badan Pusat Statistik 2013 luas area tanaman kelapa di Blitar mencapai 17.797,18 ha serta terdapat 4909 unit industri pengolahan nira kelapa. Nira yang telah mengalami proses fermentasi tidak dapat diolah dan dicetak menjadi gula batok yang berkuliatas baik. Nira yang mengalami fermentasi dapat diolah menjadi sirup namun memiliki rasa yang masam sehingga perlu ada penambahan perasa. Penambahan jahe dapat memperbaiki kualitas dari sirup nira kelapa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan varietas jahe dan konsentrasi sari jahe dalam pembuatan sirup nira kelapa. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan menggunakan Rancangan tersarang (Nested Design). Faktor 1 adalah varietas jahe merah, jahe gajah, dan jahe emprit sedangkan faktor 2 merupakan konsentrasi penambahan sari jahe dengan 3 level (5%,10%,15%) dan diperoleh 9 kombinasi perlakukan dengan 3 kali ulangan, sehingga didapatkan 27 satuan percobaan. Kemudian dianalisa secara statistik menggunakan analisa ragam (ANOVA). Jika hasil uji menunjukkan beda nyata atau sangat nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil perlakuan terbaik kemudian diuji dengan Metode Multiple Attribut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nira yang terfermentasi delapan jam masih bisa diolah menjadi sirup nira kelapa yang baik. Varietas jahe berpengaruh sangat nyata (α=0.01) terhadap total fenol, kemerahan (*a) dan kekuningan (*b) dan berpengaaruh nyata (α =0.05) terhadap total padatan terlarut. Konsentrasi sari jahe berpengaruh sangat nyata (α =0.01) terhadap total fenol, total padatan terlarut, kekuningan (*b) dan berpengaruh nyata (α =0.05) terhadap kecerahan(*L) dan kemerahan (*a). Pada pH, gula reduksi, total gula, dan viskositas, kedua perlakuan baik varietas jahe dan konsentrasi sari jahe tidak berpengaruh nyata. Nilai perlakuan terbaik menurut parameter organoleptik diperoleh pada perlakuan varietas jahe emprit dengankonsentrasi sari jahe 10% yaitu total fenol 6,10%, total padatan terlarut 11,27%, pH 4,7, gula reduksi 38,60%, total gula 50,81%, viskositas 3900cP, dengan tingkat kecerahan 32,22. Hasil perlakuan terbaik sirup jahe dibandingkan dengan sirup jahe kontrol yaitu sirup jahe nira kelapa pada jam ke-0 dengan jenis jahe merah dan konsentrasi sari jahe 10%. Nilai perlakuan terbaik menurut parameter fisiko-kimia diperoleh pada perlakuan varietas jahe merah dengan penambahan konsentrasi sari jahe 10%.