Peningkatan kualitas effluent limbah cair tahu dengan menggunakan sistem wastewater double treatment (Aerob-Anaerob)
Main Author: | Sayoga, NovanBagas |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149794/1/Novan_Bagas_Sayoga.pdf http://repository.ub.ac.id/149794/ |
Daftar Isi:
- Tahu merupakan makanan yang mengandung banyak gizi dan mudah diproduksi. Untuk memproduksi tahu, bahan utama yang dibutuhkan adalah kedelai. Menurut survei yang dilakukan media Tempo (2013), total kebutuhan kedelai Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,5 juta ton sebagai bahan baku tahu. Limbah cair yang dihasilkan pada proses pembuatan tahu dapat merusak lingkungan karena rata-rata mengandung Chemical Oxygen Demand (COD) 6870-10.500 mg/l, Biological Oxygen Demand (BOD) 5643-6870 mg/l, Total Suspended Solid (TSS) 80,5-82,6 mg/l dan tingkat keasaman (pH) yang sangat tinggi. Oleh karena itu dengan kualitas limbah cair tahu yang rendah, maka perlu dilakukan pengolahan untuk meningkatkan kualitas limbah cair tahu tersebut sebelum dibuang ke lingkungan agar tidak menyebabkan pencemaran. Salah satu metode pengolahan limbah cair tahu adalah dengan biofilter. Proses pengolahan air limbah tahu dengan biofilter secara garis besar dapat dilakukan dalam kondisi aerob, anaerob atau kombinasi aerob dan anaerob (Integrated Wastewater Treatment / Wastewater Double Treatment). Dalam penelitian ini, metode pengolahan yang dilakukan adalah dengan mengabungkan biofilter aerob-anaerob (DoubleTreatment). Diharapkan dengan menggunakan metode pengolahan secara double treatment, dapat meningkatkan kualitas limbah cair tahu dengan kemampuan untuk menurunkan kadar BOD, COD, TSS dan kemampuan meningkatkan pH dalam limbah. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang digunakan berdasarkan perlakuan optimal dari penelitian terdahulu yaitu dengan waktu tingal 9 jam dan penambahan inokulum sebesar 15% serta kecepatan aerasi sebesar 0,45 vvm untuk biofilter aerob (Pohan, 2008), sedangkan untuk biofilter anaerob menggunakan waktu tinggal 12 jam dan penambahan inokulum 5% (Husin, 2008). Analisis yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penyisihan kadar BOD, COD, TSS dan meningkatkan pH. Dalam penelitian ini dapat didapatkan hasil bahwa secara umum sistem telah mampu meningkatkan kualitas effluent limbah cair tahu dengan kemampuan mereduksi kadar BOD hingga 87%, COD hingga 94%, TSS hingga 57% dan juga mampu meningkatkan kualitas pH hingga 8.