Rancang Bangun Alat Pemotong Kentang Bentuk French Fries
Main Author: | Reka, AgilAdham |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149724/1/TA_-_AGIL_ADHAM_REKA_-_105100200111035.pdf http://repository.ub.ac.id/149724/ |
Daftar Isi:
- Kentang termasuk kelompok lima besar makanan pokok dunia. Di Indonesia kentang paling populer dijumpai dalam bentuk diolahan kentang goreng (french fries). Kedudukan kentang dimata dunia dan kepopuleran di kalangan masyarakat pantas mendapat perhatian dunia industri untuk mengembangkan alat pemotong kentang. Dalam penelitian ini membandingkan pisau pemotongan antara pisau cutter, pisau tembakau, dan pisau maspion. Kemudian dilakukan pengujian terhadap pisau terbaik dari hasil perbandingan ketiga pisau tersebut. Perlakuan yang digunakan dalam pengujian pisau pemotongan adalah variasi sudut pemotongan yaitu 240 (pisau tembakau), 270 (pisau maspion), dan 280 (pisau cutter). Dari pengujian perlakuan sudut tersebut didapat pisau maspion yang terbaik diantara pisau tembakau dan pisau cutter. Pisau maspion diuji kembali dengan perlakuan yang digunakan dalam pengujian pisau maspion adalah perbedaan kecepatan: 20 rpm, 30 rpm, dan 40 rpm. Setiap variasi sudut dan kecepatan dilakukan 3 kali pengulangan. Analisa data dilakukan pada masing-masing variasi sudut dan kecepatan terhadap hasil ix potongan kentang yaitu: Terpotong Penuh (TP), Terpotong Tepi (TT). Rusak Terpotong Penuh (RTP), Rusak Terpotong Tepi (RTT), dan waktu. Hasil data pengujian membandingkan antara rata-rata hasil potongan dengan variasi kecepatan secara berurutan: TP 240 g, 233,3 g, dan 243,3 g, TT 81,7 g, 78,3 g, dan 75 g, RTP 86,8 g, 95 g, dan 95 g, RTT 36,7 g, 38,3 g, dan 31,7 g, waktu 48,67 detik, 24 detik, 26,33 detik. Berdasarkan analisa data variasi kecepatan pemotongan tidak berpengaruh nyata pada hasil potongan TP, TT, RTT, RTP, kecuali sangat berpengaruh nyata terhadap waktu. Alat ini memiliki kapasitas efektif rata-rata 47.48 kg/jam, kerusakan hasil rata-rata 40,3 %, dan efisiensi rata-rata 57,02 %. Efisiensi dapat ditingkat dengan memperbaiki tingkat presisi pada alat, sehingga kentang yang lolos pada pemotongan dapat diminimalisir dan tingkat kerusakan kentang semakin kecil.