Daftar Isi:
  • Pengendalian serangga hama kutu merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi olah para pelaku industri tepung terigu, namun belum ada solusi tepat dalam penanganannya. Penggunaan insektisida berbahan aktif kimia yang selama ini dilakukan menimbulkan dampak negatif seperti resistensi, resurgensi, dan fenomena biotipe pada hama. Selain itu juga timbul dampak negatif terhadap lingkungan serta terhadap organisme bukan sasaran. Solusi untuk mengatasi masalah hama serrangga kutu pada tepung terigu perlu ditemukan dan dikembangkan cara yang lebih aman. Salah satu cara untuk mencegah hama kutu pada tepung terigu adalah dengan memanfaatkan struktur eksoskeleton kutu yang mengandung 80% komponen dari kitin, yaitu menggunakan enzim kitinase pendegradasi eksoskeleton kutu sebagai agen pengendali hayati yang lebih ramah lingkungan dan dianggap lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat bakteri kitinolitik unggul yang berpotensi menghasilkan enzim kitinase dengan teknik isolasi dan skrining bakteri tanah di sekitar penggilingan tepung kota Mojokerto. Dalam penelitian ini juga dilakukan pengkayaan dengan menambahkan serangga kutu tepung terigu kering. Hasil enzim kitinase yang diproduksi dari isolat terpilih akan dipurifikasi menggunakan metode afinitas substrat (chitin-binding) dan dilakukan uji aktivitas spesifik enzim dalam mendegradasi kutkula kutu dari proses hidrolisis kitin oleh enzim kitinase yang dihasilkan. Hasil isolasi menunjukkan adanya 4 bakteri yang mampu menghasilkan zona bening pada media koloidal kitin agar yaitu CY41, CY42, CY06, dan CY05 dengan nilai indeks kitinolitik sebesar 1,33; 1,57; 1,23 dan 1,18. Berdasarkan penelitian ini, didapatkan ekstrak kasar dengan besar aktivitas enzim yaitu 0,008 Unit/mg dan setelah dimurnikan mempunyai aktivitas kitinase tertinggi sebesar 0,091 Unit/mg dengan tingkat kemurnian 12 kali dan yield menurun menjadi 5,081% menggunakan metode afinitas koloidal kitin (kitin binding). Hasil karakterisasi enzim murni diperoleh dan di hitung bobot molekul menggunakan elektroforesis yaitu sebesar 64,44 kDa, dan secara kualitatif dibuktikan dengan elektroforesis zymogram yang menunjukkan adanya zona bening. Enzim kitinase ini optimum pada suhu 370C dan pH optimumnya 5,5 menggunakan buffer fosfat. Enzim kitinase isolat CY42 stabil pada suhu 30-550C dan pH 5,5-7. Isolat CY42 menghasilkan enzim kitinase dengan spesifitas substrat yang luas, dengan aktivitas tertinggi pada substrat glikol kitin dan kitin (serbuk). Hasil dari aplikasi Enzim kitinase isolat CY42 juga menunjukkan potensi dalam hal mendegradasi struktur eksoskeleton pada serangga kutu pada tepung terigu. dapat dikatakan bahwa enzim dari isolat CY42 mampu melakukan degradasi kutikula serangga dan dianggap layak untuk dijadikan agen biokontrol, tetapi tentu perlu adanya penelitian lebih lanjut yang lebih mendalam untuk mendapatkan hasil yang maksimal.