Uji Karakteristik Fisik, Kimia Dan Organoleptik Pembuatan Tepung Umbi Suweg (Amorphophalluscampanulatus B)Sebagai Bahan Pangan Alternatif
Main Author: | Septiani, Dwita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/149674/1/DWITA_SEPTIANI_%28105100201111002%29_SKRIPSI_TEP%2C_FTP%2C_UB.pdf http://repository.ub.ac.id/149674/ |
Daftar Isi:
- Di jaman modern seperti sekarang ini harus ditingkatkan bahan pangan alternatif yang dapat membantu pasokan bahan pangan yang sudah ada. Salah satu bahan pangan yang terpenting adalah tepung, adapun bahan dasar dari pembuatan tepung dapat dari berbagai macam buah – buahan dan sayur – sayuran juga umbi – umbian. Di Indonesia terutama di Pulau jawa banyak ditemukan A. campanulatus B1. A. variabilis B1 dan dikenal dengan nama iles – iles putih atau acung dan A. oncophyllus dan dikenal dengan nama iles – iles kuning yang sekarang sudah banyak dieksport ke Jepang karena kandungan manannya yang tinggi. Tanaman suweg (Amorphophallus campanulatus) terdiri dari 2 jenis yaitu Amorphophallus campanulatus varietas sylvestris. Batang tanaman ini kasar dan berwarna agak gelap dan umbinya sangat gatal, belum dimanfaatkan oleh penduduk dan masih merupakan tanaman liar. Jenis yang kedua adalah Amorphophallus campanulatus varietas hortensi yang banyak ditanam di pekarangan. Batang tanaman ini lebih halus dan umbinya tidak begitu gatal. Tanaman jenis kedua ini dikenal dengan nama suweg atau porang dan sudah dimanfaatkan sebagai bahan pangan, khususnya di Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan terbaik pada setiap perlakuan dalam pembuatan tepung umbi suweg dan untuk mengetahui tepung suweg terhadap sifat fisik, kimia dan organolepik. Penelitian ini menggunakan dua parameter yaitu lama waktu perendaman HCl dan suhu pengeringan. Pada hasil penelitian ini data akan diolah dengan menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap Uji One Way ANOVA. Masing – masing perlakuan memberikan karakteristik yang berbeda- beda pada setiap sampel, pada sifat fisik warna tepung memiliki warna yang lebih cerah dengan rata – rata 63.729 bila dibandingkan dengan kontrol tepung yang tidak diberikan perlakuan 57,7, kadar air tepung yang diberikan perlakuan relatif lebih rendah dengan rata – rata 6,.291% bila dibandingkan dengan kontrol tepung yang tidak diberikan perlakuan 6.57%, pada sifat kimia tepung, hampir sebagian besar kandungan tepung adalah karbohidrat, hasil dari metode Bayes dapat diambil kesimpulan bahwa perlakuan terbaik adalah A3.B3 perlakuan dengan suhu pengeringan 70°C dan lama waktu perendaman 5 menit dengan kadar protein sebesar 2.780%, kadar abu sebesar 1.187%, kandungan lemak sebesar 0.380% dan karbohidrat sebesar 90.370%, pada organoleptik relative disukai dngan mendapat skore 3.