Daftar Isi:
  • Umbi porang ( Amorphophallus muelleri Blume) mengandung glukomanan yang tinggi. Glukomannan merupakan serat pangan larut air yang bersifat hidrokoloid kuat dan rendah kalori sehingga berpotensi tinggi untuk dikembangkan pada industri pangan. Saat ini masalah yang dihadapi dalam pengembangan porang di Indonesia adalah metode penepungannya yang masih menghasilkan ukuran granula yang relatif besar dan juga rendemen tepung yang dihasilkan masih rendah. Sehingga diperlukan suatu metode penepungan baru yang dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan menggunakan metode “ ball mill ”. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persentase rendemen tepung porang yang dihasilkan dengan metode “ ball mill ” pada lama penggilingan yang optimum dan difraksinasi menggunakan sistem cyclone . Selain itu untuk memperoleh tepung porang dengan ukuran yang lebih kecil yaitu bekisar 75-125 μm dengan wakt u penepungan yang lebih singkat. Penelitian penepungan chips porang menggunakan metode ball mill ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor yaitu lama penggilingan. Faktor ini terdiri dari 5 level lama penggilingan yaitu 40 menit, 60 menit, 80 menit, 100 menit, dan 120 menit dengan 4 kali pengulangan, sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Data yang diperoleh dianalisa dengan Analysis of Varians (ANOVA) dan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf 5%. Perlakuan terbaik dipilih dengan metode Multiple Attribute. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan lama waktu penggilingan dengan metode ball mill dan fraksinasi cyclone memberikan pengaruh nyata pada taraf (α=0,0 5) terhadap kadar rendemen, viskositas. kemampuan hidrasi dan derajat warna putih tepung porang hasil penggilingan, namun tidak memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap kadar kalsium oksalat dalam tepung porang. Tepung porang perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan lama penggilingan 120 menit yang memiliki rerata kadar rendemen (83,34%), kadar kalsium oksalat (0,41%), kadar glukomanan (34,01%), kemampuan hidrasi (47,96%), viskositas (6235 c.Ps) dan derajat warna putih (66,87), serta sebagian besar tepung berukuran bekisar antara 71,2-123 μm , namun masih tampak granula utuh berukuran sekitar 440 μm . Berdasarkan pengamatan PSA didapatkan rata-rata ukuran granula tepung sebesar 368 μm .