Pengaruh Rasio Berat Chips dengan Bola Penumbuk Pada Penggilingan Metode Ball Mill Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Tepung Porang (Amorphophallus meulleri Blume)

Main Author: Nandiwilastio, Novan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/149255/1/051307659.pdf
http://repository.ub.ac.id/149255/
Daftar Isi:
  • Tepung porang ( Amorphophallus muelleri Blume) memiliki kandungan glukomanan cukup tinggi (60-90 %). Glukomanan merupakan serat pangan larut air bersifat hidrokoloid kuat dan mampu mengembang dalam air hingga dua kali lipat sehingga sangat baik digunakan sebagai bahan tambahan produk pangan. Dua masalah utama yang dihadapi dalam pengembangan tepung porang di Indonesia adalah ukuran granula dan waktu penepungan. Ukuran tepung porang masih relatif besar (250-475 μm) dibandingkan tepung komersial produksi China (75-125 μm). Waktu yang diperlukan untuk menggiling tepung porang dengan mesin stamp mill di Indonesia sangat lama yaitu 8-10 jam. Metode baru mutlak dibutuhkan untuk mendapatkan tepung porang dengan ukuran granula lebih kecil dan waktu penepungan lebih singkat. Salah satu metode penepungan dengan prinsip menghaluskan secara merata dan efisien adalah dengan menggunakan mesin ball mill . Mesin ball mill belum banyak diaplikasikan untuk penepungan bahan pangan, tetapi telah banyak digunakan dalam industri penepungan batu dan industri semen. Tujuan penelitian ini adalah menentukan rasio berat chips porang dengan bola penumbuk terbaik dalam waktu konstan melalui proses penggilingan metode ball mill . Dari penelitian ini diharapakan dapat diperoleh tepung porang dengan karakteristik fisik dan kimia terbaik (ukuran granula tepung kecil, derajat warna putih tinggi, viskositas tinggi, kemampuan hidrasi tinggi, dan kadar kalsium oksalat rendah) sesuai dengan standar tepung porang komersial. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor. Faktor yang digunakan adalah rasio perbandingan berat chips porang dengan bola penumbuk yang terdiri dari 5 variasi perlakuan yaitu rasio 1:6, 1:7, 1:8, 1:9, dan 1:10. Berat chips porang ditentukan konstan 1,5 kg, sedangkan berat bola penumbuknya menyesuaikan rasio yaitu 9 kg, 10,5 kg, 12 kg, 13,5 kg, dan 15 kg. Setiap perlakuan dilakukan 4 kali ulangan sehingga diperoleh 20 satuan percobaan. Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa rasio berat chips porang dengan bola penumbuk pada perlakuan penggilingan memberikan pengaruh sangat nyata (α=0,01) terhadap rendemen, viskositas, dan kemampuan hidrasi tepung porang. Perlakuan ini juga memberikan pengaruh nyata (α=0,05) terhadap derajat warna putih, tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar kalsium oksalat tepung porang. Hasil analisa laboratorium menunjukkan bahwa perlakuan rasio 1:6 menghasilkan rendemen tertinggi (87,67 %), sedangkan perlakuan rasio 1:10 menghasilkan ukuran partikel terkecil (400,8 μm), viskositas tertinggi (5761,75 cP), derajat warna putih tertinggi (66,13), dan kemampuan hidrasi tertinggi (44,32 %). Hasil analisa laboratorium juga menunjukkan bahwa perlakuan rasio 1:9 menghasilkan kadar kalsium oksalat terendah (0,181 %).