Daftar Isi:
  • PT Autokorindo Pratama merupakan perusahaan nasional yang memproduksi velg untuk truk, bus dan trailer. Penelitian yang dilakukan difokuskan pada Mesin Flash Butt Welder yang terdapat pada Lini Rim Manufacturing Process. Kerusakan mesin merupakan penyebab utama tingginya downtime dan terhambatnya proses produksi pembuatan velg. Oleh karena itu dibutuhkan suatu kebijakan perawatan mesin yang tepat sehingga keandalan mesin dapat meningkat dan mesin dapat beroperasi secara maksimal. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Reliability Centered Maintenance (RCM) II. Penelitian ini dimulai dengan penentuan komponen kritis pada Mesin Flash Butt Welder, selanjutnya melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk mengidentifikasi jenis-jenis kegagalan dan menganalisis akibat yang terjadi terhadap kehandalan pada sistem. Setelah itu melakukan pengujian kesesuaian distribusi data Time to Failure (TTF) dan Time to Repair (TTR). Kemudian melakukan perhitungan Mean Time to Failure (MTTF), Mean Time to Repair (MTTR), interval waktu perawatan dan total biaya perawatan, perhitungan keandalan komponen, dan yang terakhir adalah melakukan pemilihan kebijakan perawatan yang dituangkan pada RCM II decision worksheet. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa komponen kritis Mesin Flash Butt Welder adalah die, hydraulic pump, accumulator, dan motor. Hasil analisis interval dan total biaya perawatan optimal adalah jenis kerusakan mould kasar pada die menggunakan interval perawatan sebesar 195,242 jam dan untuk total biaya perawatan mengalami penurunan sebesar 61,20% menjadi Rp 135.438,00/jam, untuk jenis kerusakan tekanan pada hydraulic pump tidak mencukupi menggunakan interval perawatan sebesar 144,431 jam dan untuk total biaya perawatan mengalami penurunan sebesar 43,50% menjadi Rp 240.915,00/jam. Sedangkan untuk jenis kerusakan hydraulic pump terlalu panas menggunakan interval perawatan sebesar 280,440 jam dan untuk total biaya perawatan mengalami penurunan sebesar 68,90% menjadi Rp 80.441,00/jam, untuk jenis kerusakan accumulator lamban menggunakan interval perawatan sebesar 513,937 jam dan untuk total biaya perawatan mengalami penurunan sebesar 69,06% menjadi Rp 59.370,00/jam. Dan untuk jenis kerusakan motor overloading menggunakan interval perawatan sebesar 1082,133 jam dan untuk total biaya perawatan mengalami penurunan sebesar 57,95% menjadi Rp 32.240,00/jam.