Optimasi Pasokan Tebu pada PG. Lestari Menggunakan Linear Programming dan Fuzzy Logic
Daftar Isi:
- PG. Lestari merupakan pabrik gula yang berlokasi di daerah Patianrowo, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Pabrik gula ini memiliki 19 wilayah tebang yang berada di daerah jawa timur. Saat ini PG. Lestari menentukan jumlah tebang dengan perhitungan manual, merekap kekurangan dan kelebihan tebu tiap produksi per periode. Permasalahan lain adalah PG. Lestari menggunakan metode scoring dalam melakukan penentuan wilayah tebang berdasarkan variabel yang dibutuhkan. Metode yang diterapkan PG. Lestari dirasa belum baik sehingga menjadikan pasokan tebu PG.Lestari belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana menentukan indeks kelayakan tebang untuk proses penentuan tebang lahan dengan logika fuzzy dan bagaimana menentukan jumlah tebu yang ditebang dengan menggunakan Linear Programming sehingga mampu mengoptimalkan pasokan tebu PG. Lestari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah linear programming serta fuzzy logic. Data yang dibutuhkan yaitu rendemen, faktor kemasakan, dan jarak tempuh yang diperoleh dari analisa pendahuluan tahun 2014 yang dilakukan PG. Lestari. Pada tahap perhitungan dilakukan pembuatan fungsi matematis dengan linear programming, melakukan proses fuzzy logic untuk mendapatkan indeks kelayakan tebang dan melakukan perhitungan linear programming. Pada analisis dan pembahasan dilakukan pembahasan mengenai hasil dari optimasi pasokan tebu menggunakan linear programming serta pemilihan wilayah tebang menggunakan fuzzy logic sesuai dengan indeks kelayakan tebang. Hasil dari penelitian ini adalah pengurangan wilayah tebang dari 19 wilayah menjadi 17 wilayah. Pengurangan jumlah supply sebesar 1,86% yang setara dengan 112.024 kwintal tebu, sehingga dapat menghemat biaya pembelian bahan baku tebu pada perusahaan tersebut. Terdapat tiga wilayah yang tidak mensuplai secara penuh dikarenakan indeks kelayakan tebang yang rendah. Ketiga lahan ini memiliki nilai fuzzy yang rendah, diantaranya lahan Sukorame dengan nilai fuzzy 4,65, lahan Rejoso dengan nilai fuzzy 4,69, dan lahan Tuban yang tidak menyuplai dengan penuh memiliki nilai fuzzy 4,84. Perusahaan sebaiknya menerapkan kemitraan dengan petani sehingga dapat antara perusahaan dengan petani dapat saling menguntungkan.