Upaya Peningkatan Kualitas Produk Rokok dengan Metode FMEA dan MAFMA (Studi Kasus: PT. Karya Niaga Bersama, Malang)

Main Author: Lestari, AjengAyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/143690/1/SKRIPSI_FULL_AJENG.pdf
http://repository.ub.ac.id/143690/
Daftar Isi:
  • Perkembangan sektor industri yang begitu pesat, menuntut perusahaan untuk memberikan produk yang berkualitas. Produk yang berkualitas sangatlah penting dalam memuaskan konsumen dan agar perusahaan dapat bersaing. PT. Karya Niaga Bersama yang berlokasi di Malang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri rokok. Produk Sigaret Kretek Mesin (SKM) yang dihasilkan masih mengalami cacat produk pada bulan Januari sampai dengan Juni 2014 dengan rata-rata sebesar 2,48% pada proses making dan 1,1% hingga 1,3% pada masing-masing proses packing, press, ball, dan box. Adanya cacat produk menunjukkan bahwa performansi perusahaan dalam memproduksi rokok masih kurang. Oleh karena itu, perlu dilakukan identifikasi penyebab cacat potensial agar nantinya perusahaan dapat meminimalkan produk cacat sehingga dapat meningkatan kualitas produk rokok SKM. Metode yang digunakan adalah Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Multi Attribute Failure Mode Analysis (MAFMA). Penelitian ini dimulai dengan membuat peta proses operasi dari proses produksi SKM terlebih dahulu, lalu menggambarkan jumlah cacat produk dengan diagram pareto sehingga dapat diketahui proses produksi yang memiliki jumlah cacat produk terbanyak. Proses produksi dengan jumlah cacat terbanyak akan diidentifikasi dengan root cause analysis (RCA) untuk mengetahui penyebab-penyebab terjadinya cacat produk. Penyebab-penyebab cacat produk tersebut diidentifikasi dengan metode FMEA dan MAFMA untuk mengetahui penyebab cacat paling potensial. Setelah mendapatkan hasil penyebab cacat paling potensial, maka diberikan rekomendasi perbaikan. Identifikasi penyebab cacat produk dengan RCA, menghasilkan 15 penyebab cacat. Identifikasi 15 penyebab cacat dengan FMEA menghasilkan conveyor macet sebagai penyebab cacat potensial dengan nilai risk priority number (RPN) sebesar 160. Identifikasi 15 penyebab cacat dengan MAFMA menghasilkan conveyor macet sebagai penyebab cacat potensial dengan nilai bobot sebesar 0,081. Conveyor macet menjadi penyebab cacat potensial yang terpilih dengan ke dua metode yang digunakan, sehingga rekomendasi perbaikan yang diberikan untuk meningkatkan kualitas antara lain controlling dan preventive maintenance secara berkala dan teratur (alternatif perbaikan 1) serta pemberian training dan evaluasi kerja (alternatif perbaikan 2).