Kualitas Fisiko-Kimia Pada Madu Kaliandra (Calliandra Calothyrsus) Madu Kayu Putih (Eucalyptus Spp) Dan Madu Jambu Air (Syzygium Aqueum)
Main Author: | Helmi, Muhammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137936/ |
Daftar Isi:
- Madu adalah produk alami dari lebah yang mempunyai kandungan gizi hampir sempurna yang dibutuhkan tubuh manusia. Kandungan gizi madu mencakup karbohidrat, protein, asam amino, asam organik, vitamin, mineral dan enzim-enzim. Tingginya kandungan gizi madu membuat madu memiliki banyak manfaat salah satu diantaranya adalah sebagai sumber antioksidan alami. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 April - 27 Mei di Laboratorium Pengujian Mutu Dan Keamanan Pangan Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Labotarium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Brawijaya Malang dan Labotarium Jurusan Kimia Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan, vitamin C, serta fisikokimia pada madu eucalyptus, madu jambu air dan madu kaliandra. Materi penelitian adalah tiga jenis madu yakni madu eucalyptus dari lereng gunung Panderman, madu jambu air (Syzygium aqueum) dari Lamongan dan madu kaliandra (Calliandra calothyrsus) dari Kediri. Metode yang digunakan adalah metode laboratorium menggunakan Rancangan Acak v Lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan dan lima kali ulangan. Adapun perlakuannya adalah tiga jenis madu tersebut. Variabel yang diukur yaitu fisikokimia (warna, kadar air, pH), aktivitas antioksidan serta kadar vitamin C. Data dianalisis dengan sidik ragam dan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna bervariasi pada masing-masing madu. Madu kaliandra dan madu eucalyptus menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05), madu kaliandra dan madu eucalyptuc juga berbeda sangat nyata (p<0,01). Intensitas kecerahan (L*) paling tinggi diperoleh pada madu jambu air dengan nilai sebesar 3,58, diikuti oleh madu kaliandra dan madu eucalyptus dengan nilai berturutturut sebesar 33,58 dan 27,9. Intensitas kekuningan (b*) paling tinggi pada madu jambu air, diikuti madu kaliandra dan madu eucalyptus dengan nilai berturut-turut sebesar 21,14; 8,62 dan 3,93. Adapun nilai intensitas kemerahan (a*) paling tinggi pada madu jambu air, diikuti madu eucalyptus dan madu kaliandra dengan nilai berturut-turut sebesar 11,28; 7,58 dan - 2,52. Pada analisis pH paling tinggi diperoleh oleh madu kaliandra, diikuti madu jambu air dan madu eucalyptus dengan nilai berturut-turut sebesar 4,32; 3,62 dan 3,56. Pada uji kadar air paling tinggi pada madu kaliandra, diikuti madu jambu air dan madu eucalyptus dengan nilai masing-masing sebesar 20,68; 19,72 dan 19,28. Pada uji antioksidan dengan menggunakan IC50 paling tinggi diperoleh oleh madu kaliandra diikuti madu jambu air dan madu eucalyptus dengan nilai masing-masing 46,60; 107,30 dan 112,66. Pada uji vitamin c paling tinggi diperoleh oleh madu kaliandra diikuti madu jambu air dan madu eucalyptus dengan masing-masing nilai sebesar 18,35; 13,70 dan 11,34. vi Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa madu jambu air memiliki warna yang paling gelap, sedangkan madu kaliandra memiliki warna yang paling terang, pada uji pH dan kadar air diperoleh hasil tertinggi pada madu kaliandra diikuti madu jambu air dan madu eucalyptus. Pada uji aktivitas antioksidan dan vitamin c tertinggi adalah madu kaliandra diikuti oleh madu jambu air dan madu eucalyptus.