Pengaruh Penggunaan Produk Ubi Kayu Sebagai Pengganti Molasses Dan Lama Pengukusan Dalam Pembuatan Urea Molasses Block Terhadap Kandungan Nutrisi Dan Tingkah Laku Konsumsi Kambing

Main Author: Astutik, DwiLinda
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/137894/
Daftar Isi:
  • Molasses sebagai bahan utama pada pembuatan UMB memiliki kelemahan yaitu bentuk molasses yang cair dan kental sehingga menyulitkan dalam proses penyimpanan dan transportasi, penyebaran molasses juga belum secara merata di Indonesia, molasses hanya terdapat di daerah-daerah tertentu yang memiliki pabrik gula, seperti di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Indonesia merupakan negara produsen singkong terbesar ketiga di dunia. Produk ubi kayu (singkong) seperti produk olahan (tepung gaplek) dan limbahnya (onggok) dapat digunakan sebagai pengganti molasses pada pembuatan UMB ditinjau dari segi nutrisi, teknis dan ekonomis. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi pengaruh penggunaan level tepung gaplek dan tepung onggok pengganti molasses dan lama pengukusan dalam pembuatan urea molasses block terhadap kandungan nutrisi dan tingkah laku konsumsi oleh kambing. Penelitian dilaksanakan pada Nopember 2015 sampai Januari 2016 dengan menggunakan 5 ekor kambing bligon berumur 2 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang yang terdiri dari 12 perlakuan 3 ulangan. viii Penelitian terdiri dari dua faktor, yakni faktor bahan perekat (binder) dan faktor lama pengukusan. Masing-masing perlakuan dibedakan lama waktu pengukusannya yakni 15 menit dan 30 menit. Perlakuan yang akan diuji, antara lain: M- 15 (40% molasses, lama pengukusan 15 menit), M-30 (40% molasses, lama pengukusan 30 menit), MG-15 (20% molasses+20% tepung gaplek, lama pengukusan 15 menit), MG-30 (20% molasses+20% tepung gaplek, lama pengukusan 30 menit), MO-15 (20% molasses+20% tepung onggok, lama pengukusan 15 menit), MO-30 (20% molasses+20% tepung onggok, lama pengukusan 30 menit), GO-15 (20% tepung gaplek+20% tepung onggok, lama pengukusan 15 menit), GO- 30 (20% tepung gaplek+20% tepung onggok, lama pengukusan 30 menit), G-15 (40% tepung gaplek, lama pengukusan 15 menit), G-30 (40% tepung gaplek, lama pengukusan 30 menit), O-15 (40% tepung onggok, lama pengukusan 15 menit), O-30 (40% tepung onggok, lama pengukusan 30 menit). Variabel yang diamati terhadap masing-masing UMB pada masing-masing perlakuan dan ulangan, meliputi: kandungan nutrisi (BK, BO dan PK) beserta penurunan berat nutrisinya dan tingkah laku konsumsi kambing terhadap UMB (frekuensi makan selama 12 jam, total waktu makan selama 12 jam, lama makan setiap kali makan, total jeda makan selama 12 jam, jeda antar makan UMB oleh kambing dan jumlah konsumsi (BK, BO dan PK) UMB selama 24 jam,). Data yang diperoleh ditabulasi dengan menggunakan program Microsoft Excel, sedangkan data diolah dengan analisis varian (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil analysis of variance (ANOVA) menunjukkan bahwa berbagai perlakuan binder pada pembuatan UMB memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan BK, penurunan berat BK, penurunan berat BO UMB, frekuensi makan, total waktu makan selama 12 jam, ix lama makan setiap kali makan, total jeda makan selama 12 jam dan jumlah konsumsi nutrisi (BK, BO dan PK) UMB selama 24 jam. Berbagai perlakuan binder pada pembuatan UMB memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan BO, kandungan PK, penurunan berat PK UMB dan jeda antar makan. Hasil ANOVA juga menunjukkan bahwa lama pengukusan tersarang pada binder dalam pembuatan UMB memberikan pengaruh yang tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan (BK, BO dan PK), penurunan berat PK UMB, jumlah konsumsi (BK dan BO) UMB selama 24 jam, frekuensi makan UMB selama 12 jam, lama makan setiap kali makan UMB dan total jeda makan selama 12 jam. Lama pengukusan tersarang pada binder dalam pembuatan UMB memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap, penurunan berat (BK dan BO) UMB dan jumlah konsumsi PK UMB selama 24 jam dan sangat nyata (P<0,01) terhadap total waktu makan selama 12 jam dan jeda antar makan UMB. Perlakuan yang memiliki rata-rata tertinggi diantaranya: kandungan BK 81,49±0,044% (M-15), kandungan BO 82,36±0,203%BK (G-30), kandungan PK 35,79±0,288%BK (M-15), penurunan berat BK 123,59±11,766 g atau 15,16±1,443% (M-15), penurunan berat BO 91,98±9,332 g atau 15,32±1,554% (M-15), penurunan berat PK 68,17±3,724 g atau 23,24±1,269% (O-15), frekuensi makan 9,67±4,562 kali/ekor/12 jam (G-30), total waktu makan 554,67±223,077 detik/12 jam (G-30), lama makan setiap kali makan 16,30±10,734 detik/ekor (M-15), total jeda makan 9,17±0,397 jam/12 jam (G-30), jeda antar makan 127,04±50,702 menit/ekor (GO-15), jumlah konsumsi BK 2,32±0,561 g/kgBB/hari (M-15), jumlah konsumsi BO 1,71±0,412 g/kgBB/hari (M-15) dan jumlah konsumsi PK 0,83±0,204 g/kgBB/hari (M-15). Perlakuan terbaik ditinjau dari kandungan nutrisi BK, BO, PK dan penurunan beratnya adalah pada penggunaan kombinasi molasses dan tepung gaplek dengan persentase x masing-masing 20% serta lama pengukusan 30 menit (MG- 30), yakni kandungan BK 81,30±0,127%, kandungan BO 78,30±0,125%BK, kandungan PK 33,48±0,045%BK, penurunan berat BK 42,50±23,294 g, penurunan berat BO 35,93±19,212 g dan penurunan berat PK 23,68±7,571 g. Perlakuan terbaik ditinjau dari tingkah laku konsumsi oleh kambing adalah pada penggunaan tepung gaplek dengan persentase 40% serta lama pengukusan 30 menit (G-30), yakni frekuensi makan 9,67±4,562 kali/ekor/12 jam, total waktu makan 554,67±223,077 detik/12 jam, lama makan setiap kali makan 12,32±4,706 detik/ekor, total jeda makan 9,17±0,397 jam/12 jam, jeda antar makan 13,57±6,464 menit/ekor, jumlah konsumsi BK 1,71±1,153 g/kgBB/hari, jumlah konsumsi BO 1,41±0,951 g/kgBB/hari dan jumlah konsumsi PK 0,51±0,340 g/kgBB/hari. Sebaiknya pada aplikasi penggunaan UMB berbasis penggunaan produk ubi kayu sebagai pengganti molasses digunakan UMB dengan penggunaan kombinasi molasses dan tepung gaplek dengan persentase masing-masing 20% serta lama pengukusan 30 menit (MG-30) ditinjau dari kandungan nutrisi dan penurunan beratnya, namun apabila ditinjau dari tingkah laku konsumsinya oleh kambing sebaiknya digunakan tepung gaplek dengan persentase 40% serta lama pengukusan 30 menit (G-30).