Efek Suplementasi Sari Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L) Dalam Pengencer Susu Skim-Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Sapi Limousin Pada Penyimpanan 4-5oc
Main Author: | Kasmawardina |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/137816/ |
Daftar Isi:
- Keterbatasan jumlah pejantan unggul dalam pembibitan sapi Limousin dapat diatasi dengan menerapkan program teknologi reproduksi yaitu Inseminasi Buatan (IB) sehingga potensi pejantan unggul sapi Limousin dapat dimanfaatkan secara optimal. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan IB adalah kualitas semen yang digunakan. Guna mempertahankan kualitas semen dibutuhkan pengencer semen yang mampu mempertahankan kualitas spermatozoa selama prosesing semen cair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan Sari Kulit Manggis (SKM) dalam pengencer susu skim kuning telur terhadap kualitas spermatozoa sapi Limousin selama penyimpanan pada suhu 4-5oC. Materi yang digunakan berupa semen segar sapi Limousin yang berasal dari 10 kali proses penampungan dari 5 ekor sapi pada waktu yang berbeda-beda. Setiap satu sapi ditampung satu kali dalam satu minggu menggunakan metode vagina buatan. Sapi tersebut dipelihara di BBIB Singosari. Semen segar yang digunakan memiliki persentase motilitas individu sekitar 45-55% dan motilitas massa semen 2+. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan laboratorium (laboratory experimental) dengan 3 perlakuan penambahan SKM yang terdiri dari P0 (0% SKM+100% pengencer Susu Skim Kuning Telur), P1 (2% SKM+98% pengencer Susu Skim Kuning Telur) dan P2 (4% SKM+96% viii pengencer Susu Skim Kuning Telur). Data penelitian dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3 perlakuan dan 10 ulangan. Apabila terdapat perbedaan yang nyata maupun sangat nyata akan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan SKM ke dalam pengencer Susu Skim Kuning Telur berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap motilitas spermatozoa sapi Limousin. Nilai motilitas individu tertinggi pada jam ke-1 ditunjukkan pada P2 yaitu 42,5±7,91% sedangkan nilai motilitas spermatozoa tanpa penambahan SKM (P0) yaitu 32±6,75%. Nilai persentase viabilitas spermatozoa sapi Limousin tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dari perlakuan P0, P1 maupun P2 selama penyimpanan pada jam ke 1 hingga ke 24 (P>0,05) namun menunjukkan perbedaan yang nyata pada penyimpanan jam ke 48 dan 72 (P<0,05). Nilai rataan viabilitas spermatozoa tertinggi yaitu pada perlakuan penambahan 4% SKM pada jam ke 1 sebesar 71,33±6,16%. Persentase abnormalitas spermatozoa sapi Limousin dalam pengencer Susu Skim Kuning Telur yang ditambahkan SKM tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Meskipun demikian, terdapat selisih angka dari masing-masing perlakuan yang memiliki makna yang cukup berarti dan mampu mempertahankan abnormalitas daripada perlakuan tanpa penambahan SKM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan SKM yang paling baik untuk mempertahankan kualitas spermatozoa selama penyimpanan pada suhu 4-5oC yaitu sebesar 4%.