Daftar Isi:
  • Enzim α-glukosidase merupakan enzim utama dalam pencernaan karbohidrat. Penghambatan enzim ini dapat memperlambat jalan karbohidrat ke dalam aliran darah dan mengurangi kenaikan level glukosa darah pada penderita diabetes tipe 2. Buah mangrove (bakau) R. mucronata memiliki komponen bioaktif triterpenoid, steroid, flavonoid, fenol, saponin, kuinon dan tannin. Senyawa flavonoid seperti sianidin, kuersetin, luteolin, katekin, epikatekin, myersitin dan epigallokatekin mampu menghambat atau bersifat sebagai inhibitor enzim alpha-glukosidase. Berdasarkan senyawa bioaktif yang terkandung dalam buah bakau, buah ini dapat dimanfaatkan dalam pembuatan minuman untuk penderita diabetes, salah satunya dalam bentuk teh herbal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyeduhan teh herbal buah bakau R. mucronata terhadap penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase dan untuk menentukan nilai IC50 dari teh herbal. Menggunakan perlakuan suhu dan lama penyeduhan adalah karena suhu dan lama penyeduhan teh berpengaruh terhadap kemunculan jenis - jenis katekin. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2016 bertempat di Laboratorium Nutrisi dan Biokimia Ikan, Laboratorium Perekayasa Hasil Perikanan, Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan dan Laboratorium Pengolahan dan Rekayasa Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya, Malang. Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas 9 perlakuan kombinasi suhu dan lama penyeduhan, yaitu suhu 800C, 900C dan 1000C dan lama penyeduhan 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap sederhana dan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan 3 kali ulangan dan 9 perlakuan. Berdasarkan penelitian ini, pengaruh perlakuan suhu dan lama waktu penyeduhan teh herbal buah bakau R. mucronata menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0,05) terhadap aktivitas enzim α-glukosidase, nilai organoleptik, total fenol, total tanin, total tanin terkondensasi dan total flavonoid, sedangkan pada derajat pH perlakuan suhu dan lama waktu penyeduhan tidak berbeda nyata (p>0,05). Perlakuan suhu penyeduhan 900C selama 20 menit merupakan perlakuan efektif dalam menghambat enzim α-glukosidase karena memiliki nilai IC50 terkecil yakni sebesar 58,437 ppm dan diikuti oleh perlakuan penyeduhan 900C selama 10 menit, 900C selama 30 menit, 800C selama 30 menit, 800C selama 20 menit, 800C selama 10 menit, 1000C selama 10 menit, 1000C selam 20 menit dan 1000C selama 30 menit. Sebagai pembanding, digunakan inhibitor berupa akarbosa dengan nilai IC50 sebesar 85,613 ppm. Nilai total fenol, total tanin, total tanin terkondensasi dan total flavonoid pada suhu 900C selama 20 menit secara berturut turut yaitu 33846,491 mg GAE/100 g, 23377,193 mg GAE/100g, 0,325 mg/100g, dan 96,503,23 mg QE/100g. Nilai pH teh herbal pada perlakuan suhu dan lama penyeduhan tidak berbeda nyata. pH teh herbal yang dihasilkan berada pada kisaran pH normal. Pada perlakuan penyeduhan suhu 900C selama 20 menit menghasilkan pH 6,60. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyeduhan 900C selama 20 menit efektif dalam menghambat aktivitas enzim α-glukosidase.