Daftar Isi:
  • Udang memiliki sistem pencernaan yang sederhana. Pada hewan lain terdapat hati dan pankreas, sedangkan udang memilki organ yang disebut dengan hepatopankreas. Berdasarkan sistem pencernaan tersebut dalam kegiatan budidaya, frekuensi pemberian pakan untuk udang relatif sangat tinggi, sehingga perhitungan penggunaan energi dalam tubuh udang menjadi lebih sulit dilakukan. Selain itu udang juga membutuhkan pakan dengan kandungan protein yang tinggi, untuk pemeliharaan udang dengan menggunakan pakan buatan biasanya kandungan protein dalam pakan lebih dari 30 %. Syukur etal.(1999) menyatakan cacing tanah merupakan hewan yang berpotensi menjadi bahan baku pakan dengan kandungan protein yang tinggi, relatif sama dengan tepung ikan yaitu berkisar antara 60-72%. Berdasarkan uji laboratorium tepung cacing tanah mengandung enzim lumbrikinase, perokdase, katalase dan selulose. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus) dalam formula pakan terhadap laju pertumbuhan pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). Dan untuk mendapatkan dosis terbaik dalam formula pakan yang memanfaatkan tepung cacing tanah (Lumbricus rubellus), terhadap laju pertumbuhan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, kemudian masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali yang diletakkan secara acak. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan pemanfaatan tepung cacing tanah dengan dosis yang berbeda. Dosis pada setiap perlakuan yaitu A (0%), B (4%), C (8%), D (12%). Hasil penelitian menggunakan pemanfaatan tepung cacing tanah dengan dosis yang berbeda menunjukan pengaruh tidak berbeda nyata terhadap kelulushidupan. Nilai dari masing-masing perlakuan yaitu A (56,67 %), B (53,33 %), C (56,67 %), dan D (43,33 %). Untuk hasil penelitian terhadap laju pertumbuhan spesifik menunjukan pengaruh berbeda nyata. Nilai dari masing-masing perlakuan yaitu A (0,69 %BB/hari), B (1,05 %BB/hari), C (1,06 %BB/hari), dan D (1,57 %BB/hari). Untuk hasil penelitian terhadap FCR menunjukan pengaruh berbeda nyata. Nilai dari masing-masing perlakuan yaitu A (12,52), B (10,39), C (8,15), dan D (5,44). Untuk hasil penelitian terhadap PER menunjukan pengaruh berbeda nyata. Nilai dari masing-masing perlakuan yaitu A (0,23), B (0,36), C (0,34), dan D (0,52). Pada pengamatan kualitas air selama penelitian didapatkan hasil pengamatan suhu sebesar 28,1 – 31,7 0C, pH sebesar 7,77 – 8,38, salinitas sebesar 30 ppt, DO sebesar 5,25 – 7,68 mg/L.