Subtitusi Tepung Beras Pada Pembuatan Cookies Makanan Balita Dari Residu Daging Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus)
Main Author: | Attaftazani, AdamRasyidi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133323/ |
Daftar Isi:
- Residu adalah sisa bahan yang tidak terpakai. Hasil residu ada yang berupa bahan-bahan tidak terpakai yang akan dibuang lagi, namun ada juga yang bisa di recycle atau dengan kata lain dapat dimanfaatkan lagi sehingga bisa lebih efisien. Ikan gabus sangat kaya akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin diperlukan tubuh manusia setiap hari, ikan tersebut memiliki protein yang sangat tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan luka. Baik luka pasca operasi maupun luka bakar. Bahkan, di daerah pedesaan, anak laki-laki pasca khitan selalu dianjurkan mengkonsumsi ikan jenis ini agar penyembuhan lebih cepat. Caranya, daging ikan tersebut dikukus atau disteam sehingga memperoleh filtrat, yang dijadikan menu ekstra bagi penderita hipoalbumin dan luka. Dalam tubuh manusia, albumin (salah satu fraksi protein) disintesis oleh hati kira-kira 100-200 mikrogram/g jaringan hati setiap hari. Albumin merupakan protein utama dalam plasma darah, terdapat dengan jumlah sebesar 40% sampai 60% sisanya terdapat pada rongga luar sel. Berperan penting menjaga tekanan osmotik plasma, mengangkut molekul-molekul kecil melewati plasma maupun cairan ekstrasel serta mengikat obat-obatan. Albumin ikan gabus memiliki kualitas jauh lebih baik dari albumin telur yang biasa digunakan dalam penyembuhan pasien pasca bedah. Ikan gabus sendiri, mengandung 6,2% albumin dan 0,001741% Zn dengan asam amino esensial yaitu treonin, valin, metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin, serta asam amino non-esensial seperti asam aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin, amonia, hidroksiprolin dan prolin. Penelitian Skripsi tentang Subtitusi Tepung Beras Pada Pembuatan Cookies Makanan Balita Dari Residu Daging Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2012 di Laboratorium Nutrisi, Biokimia dan Pengolahan Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Laboratotium Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh subtitusi residu daging ikan gabus dan tepung beras terhadap kualitas cookies ; Untuk mendapatkan subtitusi residu daging ikan gabus dan tepung beras yang optimum sehingga menghasilkan kualitas cookies yang terbaik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah dari hasil ekstraksi albumin ikan gabus dan dapat dimanfaatkan untuk menyuplai kebutuhan albumin dalam penyembuhan luka dan fungsional khusus balita dengan melakukan variasi pangan terhadap ikan gabus. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti yang tujuannya adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat serta berapa besar akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan kontrol untuk pembanding. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama (penelitian pendahuluan) dan penelitian tahap kedua (penelitian utama). Parameter uji yang digunakan pada penelitian inti cookies ikan gabus adalah proksimat, kadar albumin, serta uji organoleptik. Data parametrik dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dan uji lanjut Beda Nyata Terkecil. Penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan metode Indeks Effektivitas De Garmo. Subtitusi tepung beras dan residu daging ikan gabus berpengaruh nyata terhadap kualitas cookies yang dihasilkan. Penggunaan residu daging ikan gabus yang masih memiliki kadar albumin (4,16%) dan kadar protein (16,39%) yang masih tinggi sebagai subtitusi dalam pembuatan cookies berbahan baku tepung beras untuk makanan balita dapat dijadikan salah satu alternatif untuk menghasilkan produk baru dengan kandungan gizi yang lebih baik. Proporsi residu daging ikan gabus dengan tepung beras optimum dilihat dari hasil perhitungan penentuan perlakuan terbaik menurut De Garmo (1984) berdasar pada parameter kimia dan organoleptik diperoleh perlakuan (resep) B yang terbaik. Resep B adalah perbandingan residu daging ikan gabus dibanding dengan tepung beras yaitu 70 : 280 atau 20% : 80%.