Daya Hambat Ekstrak Eucheuma spinosum Dengan Konsentrasi Berbeda Terhadap Bacillus cereus
Main Author: | Rarassari, MadyastaAnggana |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/133173/1/Lap._Skripsi_pdf.pdf http://repository.ub.ac.id/133173/ |
Daftar Isi:
- Eucheuma spinosum adalah salah satu filum dari alga merah berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Penggunaan rumput laut Euceuma spinosum juga merupakan salah satu alternatif sebagai bahan antibakteri. Antibakteri merupakan salah satu senyawa bioaktif. Bakteri indikator yang digunakan adalah Bacillus cereus penyebab penyakit bawaan makanan. Sehingga diperlukan upaya untuk mendapatkan antibakteri dari bahan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi ekstrak E.spinosum terbaik untuk menghambat B.cereus serta mendapatkan senyawa-senyawa bioaktif yang terkandung dalam E.spinosum. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang, Laboratorium Sentral Ilmu Hayati, Universitas Brawijaya Malang, serta Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Malang pada Februari – Mei 2013. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian konsentrasi pada ekstrak E. Spinosum serta ampicilin sebagai antibiotik. Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah perbedaan lebar diameter daerah hambatan antibakteri terhadap B. cereus yang terlihat sebagai zona bening di sekitar kertas cakram. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktorial dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah penggunaaan bioaktif E.spinosum dan antibiotik ampicillin. Faktor dua adalah konsentrasi berbeda (400 ppm, 800 ppm, 1600 ppm). Dari hasil penelitian menghasilkan daya antibakteri terbaik pada ekstrak E.spinosum dengan konsentrasi 800 ppm, sedangkan pada kontrol ampicilin dengan konsentrasi 1600 ppm. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata diameter zona hambat terhadap Bacillus cereus pada ekstrak E. spinosum dengan konsentrasi 800 ppm adalah 1,73 mm, sedangkan pada kontrol ampicilin dengan konsentrasi 1600 ppm adalah 6,99 mm. Sedangkan hasil analisa dengan metode GC-MS, diduga terdapat 9 senyawa antibakteri yang terekstrak dari E.spinosum, antara lain Phenol, Eugenol, Pentadecane, Heptadecane, 3- Eicosene, 9- Eicosene, 1- Hexadecane, Docosane dan 1- Octadecene. Disarankan pada penelitian selanjutnya digunakan ekstrak murni dari E. spinosum dengan konsentrasi yang lebih tinggi agar dihasilkan daya hambat luas yang dapat bersifat sebagai antibiotik.