Analisis Rantai Pasok Pada Agroindustri Kripik Nangka (Studi Kasus Pada Ud. Inti Rasa Desa Pikatan Kec. Wonodadi Kab. Blitar)
Main Author: | Kurniawati, Nuurma |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/131148/ |
Daftar Isi:
- Perkembangan industri di sektor agroindustri sekarang ini mengalami peningkatan dan pertumbuhan positif meskipun kecil. Agroindustri yang dikembangkan secara tepat diharapkan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja, pendapatan volume ekspor dan devisa, daya saing, nilai tukar produk hasil pertanian serta penyediaan bahan baku industri (Saragih, 2010). Usaha yang dilakukan pada akhirnya diarahkan untuk menawarkan produk terbaik kepada konsumen. Selain itu dibutuhkan hubungan kemitraan dengan para pemasok, para distributor untuk bekerja sama dan membantu perusahaan agar tujuan terlaksana dengan baik. Untuk mencapai semua itu, maka diperlukan sebuah sistem kinerja rantai pasokan yang baik. Peneliti memilih lokasi penelitian di UD. Inti Rasa karena perusahaan ini memproduksi kripik buah nangka sedangkan buah nangka memiliki sifat musiman oleh karena itu perusahaan ini pasti memiliki rangkaian rantai pasokan yang kompleks. Berdasarkan pada permasalahan yang ada, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan rantai pasokan produk kripik nangka pada UD. Inti Rasa, menganalisis variabel komunikasi, kepercayaan, komitmen, kepuasan dan ketergantungan antara UD. Inti Rasa dengan pemasok buah nangka, dan hubungan petani nangka dengan pemasok, dan menganalisis tingkat performansi pemasok terhadap kinerja supply chain atau rantai pasok. Metode penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive dengan alasan UD. Inti Rasa sebagai salah satu UKM yang ada di Kabupaten Blitar dan olahan kripik nangka menjadi pertimbangan karena adanya masalah mengenai kurangnya komunikasi dan keterlambatan pengiriman bahan baku. Teknik pengambilan responden dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan metode sensus dan snowball sampling. Pemasok buah nangka yang dijadikan responden ditentukan menggunakan teknik sensus yaitu berjumlah 4 pemasok. Petani nangka yang dijadikan responden ditentukan menggunakan strategi snowball sampling yaitu berjumlah 8 petani. Metode analisis rantai pasokan nangka pada UD. Inti Rasa menggunakan Supply Chain Operational Reference untuk pengukuran performansi kinerja pemasok dengan Delivery Peformance. Kinerja pengiriman meliputi Scheduled Order to Costumer Request (SOCR) atau jumlah untuk permintaan pelanggan, dan Delivery Performance to Request Date (DPRD) atau kinerja untuk permintaan pasokan yang diminta secara mendadak. Pada penelitian ini juga dilakukan analisis variabel hubungan jangka panjang yang diukur menggunakan skala likert berdasarkan penilaian pemilik UD. Inti Rasa dan pemasok. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa proses rantai pasokan nangka melibatkan petani nangka, 4 pemasok nangka dan UD. Inti Rasa. Bahan Baku Nangka dikirim 1-2 kali dalam sebulan atau pada saat ada permintaan mendadak dari UD. Inti Rasa. Proses pembayaran oleh UD. Inti Rasa kepada pemasok dilakukan sebelum bahan baku dikirim. Pembayaran yang dilakukan pemasok kepada petani dilakukan setelah adanya kesepakatan dalam proses tawar menawar. Informasi kualitas dan ketersediaan nangka disampaikan via telepon pada saat barang akan dikirim.Tingkat performansi pemasok buah nangka yang tertinggi adalah pemasok 2 dengan rata-rata nilai SOCR dan DPRD sebesar 73,77% dan 76,17%. Sedangkan tingkat performansi terendah adalah pemasok 4 dengan rata-rata nilai SOCR dan DPRD sebesar 71,60% dan 65,74%. UD. Inti Rasa merasa cukup percaya dengan nilai (10,50), memiliki komitmen yang cukup baik dengan nilai (14,25), merasa cukup puas dengan nilai (13,75) dan tergantung terhadap semua pemasok buah nangka dengan nilai (14,00). Pemasok merasa percaya kepada UD. Inti Rasa dengan nilai (13,50) , memiliki komitmen baik dengan nilai (18,00), merasa puas dengan nilai (17,50) dan tergantung pada UD. Inti Rasa dengan nialai (13,25. Nilai komunikasi UD. Inti Rasa dan pemasok sebesar (13,50) dengan kategori kurang sering. UD. Inti Rasa dan pemasok buah nangka sebaiknya lebih meningkatkan lagi aliran informasi diantara keduanya dengan cara pemasok memberikan informasi mengenai jumlah bahan baku yang tersedia dan segera memberikan informasi mengenai permasalahan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pengiriman bahan baku. Pemasok lebih meningkatkan kinerjanya dan berusaha memenuhi pesanan sesuai permintaan UD. Inti Rasa dan menjaga komitmen dengan tidak menjual produknya ke pihak lainnya. Saling memberikan informasi mengenai bahan baku dan sharing mengenai permasalahan yang dihadapi dan menjalankan kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya, mengirimkan bahan baku tepat waktu, kualitas sesuai standart dengan jumlah yang sesuai.