Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Agroindustri Keripik Salak Di Cv. Kajeye Food - Malang

Main Author: Pandanarum, Sekar
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/130984/
Daftar Isi:
  • Jumlah produksi buah salak di wilayah Jawa Timur berada pada posisi keempat hasil produksi rata-rata buah salak nasional. Pada tahun 2009-2013 produksi buah salak Jawa timur sebesar 74.042 ton, 72.765 ton, 104.722 ton, 76.356 ton dan 58.778 ton. Buah salak juga merupakan buah yang tersedia hanya pada saat tertentu saja, sehingga harga buah salak juga relatif berfluktuasi. Fluktuasi ketersediaan dan harga buah salak menjadi peluang untuk produsen atau agroindustri dalam mengolah buah salak menjadi makanan olahan salah satunya adalah keripik salak. Salah satu produsen penghasil keripik salak di Kota Malang yang memproduksi keripik salak adalah CV.Kajeye Food. CV. Kajeye Food melakukan inovasi produk buah salak menjadi keripik salak agar dapat memperpanjang waktu simpan buah salak dan memanfaatkan buah salak menjadi suatu produk yang lebih bernilai. Pemberian nilai tambah pada buah salak merupakan suatu usaha yang dapat memberikan keuntungan bagi produsen dan meningkatkan daya saing buah salak. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya studi tentang analisis nilai tambah dan strategi pengembangan usaha agar usaha keripik buah salak mampu bersaing di pasar yang lebih luas. Diharapkan hal tersebut akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar lokasi produksi secara langsung dan bagi petani salak secara tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis besarnya nilai tambah yang diperoleh dari agroindustri keripik salak di CV. Kajeye Food dan (2) merumuskan alternatif strategi yang tepat dalam upaya pengembangan agroindustri keripik salak di CV. Kajeye Food. Penelitian ini dilakukan secara purposive karena agroindustri memiliki jumlah produksi yang besar dan memiliki kualitas yang baik. Teknik penentuan responden dilakukan secara purposive pada 14 tenage kerja, 1 orang pemilik usaha, 1 bidang keuangan dan 1 bidang produksi. Metode analisis data yang digunakan analisis biaya, analisis keuntungan, analisis nilai tambah, analisis SWOT dan balanced scorecard. Nilai tambah keripik salak sebesar Rp5.385,57 atau sebesar 32,39% yang dibagi menjadi Rp1.687,50 untuk imbalan tenaga kerja dan Rp3.698,07 keuntungan yang diperoleh produsen. Biaya tetap yang digunakan untuk produksi keripik salak sebesar Rp13.220,85/ proses produksi, biaya variabel sebesar Rp301.348,20/ proses produksi dengan keuntungan Rp150.930,94/ proses produksi. Agroindustri ini layak dikembangkan karena nilai R/C ratio >1 dan memiliki BEP unit 3,95 dan BEP harga sebesar Rp37.491,59. Strategi yang dilakukan berdasarkan empat perspektif balanced scorecard adalah (1) keuntungan agroindustri meningkatkan volume penjualan keripik dengan perluasan wilayah pemasaran, (2) peningkatan volume penjualan melalui peningkatan pelanggan, (3) peningkatan jumlah produksi keripik salak yang dihasilkan CV. Kajeye Food, dan (4) peningkatan produkstivitas tenaga kerja.